Umumnya cedera kaki saat pendakian gunung disebabkan oleh latihan berlebihan, gerakan berulang, atau cedera traumatis. Cedera traumatis adalah cedera ligamen robek atau patah tulang dalam aksi ledakan atau benturan. Tenang, berikut ini ada daftar cara mengurangi risiko cedera kaki saat pendakian.
Kerusakan otot, tendon, ligamen, dan jaringan lunak biasanya terjadi pada semua aspek panjat tebing, demikian dilansir dari The Climbing Doctor.
Bouldering sangat berisiko tinggi terjadi cedera muskuloskeletal. Cedera muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang.
Dengan gerakan yang sangat kuat dan berulang bisa menambah tekanan ekstra pada sendi dan otot. Cedera benturan yang umum terjadi pada bouldering dan panjat tali adalah patah tulang dan keseleo.
Sementara pada pendakian, cedera yang sering terjadi adalah cedera leher, bahu, dan punggung atas. Maka itu dalam pendakian, faktor utama yang dibutuhkan adalah fleksibilitas.
6 Cara Mengurangi Risiko Cedera Kaki Saat Pendakian Gunung
Biasanya secara efektif cedera kaki akibat pendakian kronis bisa diobati dengan istirahat, antiradang, dan fisioterapi.
Untuk rehabilitasi cedera yang sedang berlangsung, terapi fisik sangatlah penting. Dengan begitu, Eigerian perlu mendapatkan diagnosis yang tepat sekaligus program pelatihan dan pijat khusus pendakian.
Untuk cedera traumatis, seperti pecahnya tendon, ligamen, atau patah tulang mungkin memerlukan lebih banyak pengobatan. Bahkan, terkadang membutuhkan operasi.
Di samping itu, penjelajahan dan pendakian gunung membutuhkan vitalitas prima dan kesiapan perlengkapan pendukung untuk menghindari risiko cedera kaki.
Lantas, bagaimana cara mengurangi risiko cedera kaki saat pendakian gunung?
Cara Mengurangi Risiko Cedera Kaki Saat Pendakian Gunung
1. Olahraga rutin
Olahraga rutin bisa membuat tubuh Eigerian siap dengan segala kondisi. Salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk mendaki gunung, yaitu squat jump dan plank.
2. Sepatu sesuai kebutuhan perjalanan
Untuk melakukan pendakian, sebaiknya Eigerian memiliki sepatu yang sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
3. Melakukan pemanasan sebelum perjalanan
Pemanasan sebelum perjalanan bertujuan untuk melatih otot agar siap bekerja lebih ekstra tanpa mengalami cedera.
4. Usahakan agar kaki tetap kering
Sebelum mendaki gunung, upayakan agar kaki tetap kering dan bersih sehingga bisa mengurangi risiko lecet dan bau tidak sedap.
5. Pakai dua lapis kaus kaki
Saat mendaki gunung, upayakan Eigerian menggunakan kaus kaki yang tipis. Lalu, lapisi dengan kaus kaki tebal yang terbuat dari wol agar bisa meminimalisir gesekan kulit kaki.
6. Pilih sepatu dengan ukuran 1 sampai 2 kali lebih besar
Dengan memakai sepatu ukuran 1 sampai 2 kali lebih besar akan meminimalisir risiko cedera. Selain itu, sepatu dengan ukuran 1 sampai 2 kali lebih besar juga akan memberi ekstra kenyamanan dalam bergerak.
Cedera dan Kondisi Kaki Pendakian Kronis
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, cedera kaki salah satunya disebabkan oleh penggunaan sepatu yang sangat ketat. Pemakaian sepatu yang ketat tidak hanya berakibat pada busuk jari kaki, keratosis berlubang, dan kapalan tapi juga mengakibatkan hal-hal berikut.
1. Hallux rigidus
Hallux rigidus adalah kondisi yang membuat jempol kaki terhubung ke kaki. Kondisi ini akan membuat Eigerian sulit berjalan dan kaki terasa sakit.
Dalam beberapa kondisi, hallux rigidus membutuhkan operasi bedah untuk mencukur tulang, menyatukan sendi, atau memasukkan implan untuk menopang.
2. Bentuk jari kaki seperti palu
Bentuk jari kaki seperti palu dikenal dengan nama hammertoe. Hammertoe adalah kelainan bentuk kaki yang membuat kaki memiliki tikungan abnomal di sendi tengah (biasanya) jari kaki kedua, ketiga, dan keempat.
Hammertoe disebabkan oleh ketidakseimbangan pada ligamen, tendon, dan otot yang menjaga jari kaki tetap lurus dan menstabilkan kaki.
3. Sesamoiditis
Sesamoiditis merupakan kondisi ketika dua sesamoid ada di bagian bawah kaki dekat jempol kaki yang berfungsi sebagai katrol, membantu menahan beban, dan membantu mengangkat tulang di jempol kaki.
4. Keseleo kaki
Keseleo kaki sangat jarang terjadi pada pendakian. Walaupun secara teknik bukan cedera kaki, keseleo pergelangan kaki merupakan cedera ekstremitas bawah yang paling umum terjadi di kalangan pendaki.
5. Memar
Walaupun tidak separah patah tulang atau keseleo, luka memar akibat pendakian bisa diobati dengan es dan kompresi.
6. Cedera akut
Walaupun ada sejumlah kondisi kaki kronis yang diderita oleh pendaki, risiko cedera ekstremitas bawah akut hampir sama dengan cedera ekstremitas atas akut.
Selama melakukan pendakian gunung, usahakan agar Eigerian tetap menjaga keamanan. Hal ini bisa dilakukan dengan persiapan yang tepat dan perhatian yang cermat terkait dengan keselamatan.
Hasilnya, pendakian gunung bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, menantang, dan benar-benar menginspirasi dalam menjalankan kehidupan.
Sebaiknya, Eigerian selalu mengemas perlengkapan yang sesuai dan luangkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian.
Baca Juga: 4Â Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mendaki Gunung dengan Bijak
Itulah 6 cara mengurangi risiko cedera kaki saat pendakian gunung. Untuk memakai produk pendakian gunung yang berkualitas, jangan lupa untuk mengakses website eigeradventure.com, yuk!