Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Peringatan ini diadakan sebagai pentingnya konservasi alam untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
HKAN juga menjadi ajang kampanye agar masyarakat bisa lebih peduli dan ikut terlibat dalam upaya pelestarian ekosistem alam Indonesia. Konservasi alam ini bahkan sudah ada sejak masa Hindia-Belanda, lho. Berikut ini sejarahnya.
Sejarah Hari Konservasi Alam Nasional
Dilansir Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, konservasi alam di wilayah Indonesia sudah ada sejak tahun 1937 saat Gubernur Jenderal Hindia Timur meresmikan sebuah unit konservasi alam zaman pemerintah kolonial Hindia-Belanda.
Lembaga konservasi alam ini dipelopori oleh Dr. Sijfert Hendrik Koorders, seorang botanis yang mendirikan organisasi Netherlandsch Indische Vereenigin tot Natuurbescherming. Ia mengumpulkan para pencinta alam untuk membuat publikasi terkait keindahan dan pentingnya pelestarian flora dan fauna Hindia-Belanda.
Organisasi yang diketuai Dr. Kooders juga mengusulkan penetapan 12 lokasi sebagai cagar alam, yakni beberapa danau di Banten, Pulau Krakatau, Pulau Panaitan, Laut Pasir Bromo, Pulau Nusa Barung, Semenanjung Purwo, dan Kawah Ijen.
Saat Indonesia merdeka pada tahun 1945 pun, konservasi alam di Indonesia tidak hilang. Pelestarian flora dan fauna di Indonesia masih ada hingga sekarang.
Munculnya Undang-undang Kehutanan
Demi menjaga konservasi alam di Indonesia, melalui UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pemerintah Indonesia membagi fungsi hutan menjadi, fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi.
Hutan lindung dan hutan produksi dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Sementara, untuk hutan konservasi dimanfaatkan untuk melestarikan ekosistem flora dan fauna Indonesia.
Menurut UU Kehutanan tersebut, hutan konservasi di Indonesia dibagi beberapa jenis. Hutan ini terbagi menjadi hutan hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan taman buru yang diperuntukkan untuk melestarikan ekosistem flora dan fauna.
Keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2009
Sebagai upaya memasyarakatkan konservasi alam di Indonesia secara nasional, pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2009. Keputusan ini berisi penetapan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Konservasi Alam Nasional.
Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional ini menjadi peringatan bahwa ekosistem Indonesia harus terus dilestarikan. Alasannya, ekosistem flora-fauna merupakan penyokong kehidupan di dunia.
Baca Juga: Peduli Lingkungan? Kunjungi 10 Wilayah Konservasi Alam Ini!
Lokasi: Gunung Kelud, Jawa Timur
Konservasi Alam di Indonesia
Wilayah konservasi alam di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Sebagian besar atau 60,19% kawasan konservasi berstatus sebagai taman nasional. Beberapa dari taman nasional itu ternyata sudah mengantongi pengakuan global seperti World Heritage, Biosphere Reserve, ASEAN Heritage dan Ramsar Site. Pengakuan global jadi bukti bahwa kawasan konservasi di Indonesia punya nilai penting buat konservasi keanekaragaman hayati secara global.
Hutan konservasi di seluruh Indonesia memiliki luas mencapai 27 juta hektare. Angka ini setara dengan sepertiga dari seluruh kawasan hutan Indonesia, atau sama dengan luas dua kali pulau Jawa dan Bali, lho. Inilah alasan kenapa kita beruntung banget tinggal di Indonesia.
Kita dikelilingi alam aset berupa alam hijau yang keberadaannya dilindungi secara hukum. Namun, kita wajib menjaga dan melestarikan mereka seperti halnya keberadaan mereka yang ‘melindungi’ kita semua. Ayo, tunjukkan aksimu, Eigerian! Karena membuat perubahan bisa dimulai dari diri sendiri.
Selamat Hari Konservasi Alam Nasional! Salam lestari!
Berwisata di Kawasan Konservasi, Inilah 5 Hal yang Perlu Diperhatikan
Kawasan konservasi menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik dikunjungi. Kawasan konservasi di dalamnya masuk taman nasional, taman wisata alam, taman hutan raya, dan suaka marga satwa.
Berwisata di destinasi alam perlu memperhatikan beberapa hal untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan. Setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan saat berwisata di kawasan konservasi, seperti:
1. Melapor kepada pengelola
Saat berwisata ke kawasan konservasi, langkah pertama yang harus dilakukan yakni melapor kepada pengelola. Hal ini penting dilakukan agar jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan, pihak pengelola dapat segera mengambil tindakan.
2. Menggunakan pemandu
Ketika berwisata ke kawasan konservasi, menggunakan jasa pemandu juga bisa menjadi alternatif jika tak menguasai wilayah yang akan dikunjungi.
3. Hanya mengunjungi kawasan yang diizinkan
Kawasan konservasi merupakan alam terbuka yang setiap titiknya memiliki kondisi berbeda. Untuk itu, beberapa titik di satu kawasan konservasi tak diizinkan diakses secara bebas atau bahkan terlarang. Wilayah seperti ini biasanya dianggap berbahasa sehingga tak boleh dikunjungi agar tak membahayakan keselamatan.
4. Membawa perbekalan
Kawasan konservasi merupakan alam liar yang tak semua orang berada di sana. Untuk itu agar tak mendapat masalah terkait konsumsi, maka sebaiknya membawa perbekalan makanan yang cukup selama berada di lokasi.
5. Menggunakan peralatan standar
Mengeksplorasi kawasan konservasi dapat menjadi salah satu aktivitas luar ruang yang menyenangkan. Namun, jangan lupakan untuk menggunakan peralatan yang sesuai dan tentunya pakaian yang nyaman.
Pakaian yang nyaman membantumu menjaga kebebasan bergerak. Pilihlah kaus yang terbuat dari bahan cepat kering dan memiliki fitur sirkulasi udara agar kamu bisa menjelajah tanpa merasa terganggu oleh keringat berlebih.
Selain itu, jangan lupa menggunakan jaket yang cukup tebal dan terbuat dari material yang nyaman sekaligus dapat menjaga subuh tubuh tetap hangat, seperti warmer jacket, serta celana outdoor yang dapat membuatmu bebas bergerak, termasuk memiliki fitur unggulan yang dapat menahan air sementara (water-repellent).
Untuk menambah gaya dan kenyamanan saat berkegiatan di luar ruang, Eigerian juga bisa menggunakan topi running style yang terbuat dari bahan cepat kering dan praktis dibawa.
Baca Juga: EIGER Adventure Lanjutkan Konservasi 10.000 Mangrove untuk Pesisir Karawang Utara
Lengkapi Peralatan Outdoor-mu dengan EIGER
Selain produk di atas, Eigerian juga bisa temukan peralatan dan perlengkapan outdoor paling lengkap hanya di EIGER, mulai dari tenda, carrier, baju, celana, sepatu, hingga aksesori lainnya.
Semuanya bisa kamu dapatkan di eigeradventure.com, aplikasi EIGER, atau langsung kunjungi EIGER Adventure Store (EAS) terdekat di kotamu, ya!