Halo, Eigerian. Apa yang ada di pikiran Eigerian ketika pertama kali mendengar sebuah tempat wisata bernama Sanghyang Heuleut? Tradisional? Kental dengan sesuatu yang mistis?
Konon katanya, Sanghyang Heuleut ini adalah danau purba tempat bidadari mandi, loh.
Tempat wisata yang terletak di Rajamandala, kecamatan Cipatat ini berjarak 36 kilometer dari kota Bandung. Jarak yang cukup jauh karena memakan perjalanan hampir satu jam. Akses kendaraan menuju ke sana bisa menggunakan mobil maupun motor. Tapi, hanya sampai tempat parkir yang disediakan. Sisanya? Eigerian harus menyusuri kebun pisang dan sungai-sungai kecil dengan jalan kaki sejauh tiga kilometer.
Dekat? Tunggu sampai Eigerian mencobanya sendiri.
Sanghyang Heuleut sendiri merupakan salah satu alternatif tempat wisata alam di sekitar Bandung yang cukup diperhitungkan dan direkomendasikan, terutama untuk Eigerian yang menyukai kegiatan trekking.
Untuk Eigerian yang sudah terbiasa trekking di hutan maupun gunung, bisa jadi medan yang disuguhkan oleh Sanghyang Heuleut ini tidak ada apa-apanya. Tapi, untuk Eigerian yang ingin mencoba trekking dengan jarak yang “relatif”, Sanghyang Heuleut bisa jadi opsi menarik.
Dari Parkiran Menuju Sanghyang Heuleut
Setelah menempuh jarak sekitar 33 kilometer dari Bandung, kita akan sampai pada sebuah lahan parkir yang disediakan oleh pengelola tempat wisata. Dari tempat parkir tersebut, kita masih harus melanjutkan perjalanan sejauh tiga kilometer, menyusuri PLTA saguling (Di gmaps tulisannya Cisameng, tapi ada yang nulis Saguling juga) hingga melewati kebun pisang milik warga.
Jarak tiga kilometer tersebut menghabiskan waktu tempuh kira-kira 30 menit hingga satu jam perjalanan, loh.
Kok lama? Nyatanya, medan yang harus dilewati juga memengaruhi jarak tempuh, Eigerian. Jalanan berbatu dan naik turun menjadi salah satu tantangan yang harus dilalui oleh pengunjung. Belum lagi Eigerian harus melewati beberapa jembatan kayu yang sudah berlumut dan sangat licin.
Meskipun jarak dan medannya cukup menantang, Eigerian tidak perlu khawatir akan tersasar. Pengelola menyediakan tour guide yang akan memandu Eigerian berjalan menuju Sanghyang Heuleut dengan biaya sekitar 100K. Tapi, jika Eigerian adalah seorang petualang, menyusuri jalan tanpa pemandu menjadi pilihan juga pilihan yang bagus.
Trekking Melewati Kebun Pisang
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, setelah melewati PLTA Cisameng, pengunjung harus melewati jalan setapak melewati kebun pisang milik warga. Kata kunci lainnya, lewati kebun pisang yang ada jalur motornya.
Jalan yang harus dilewati oleh pengunjung pun bukan tanpa arah sama sekali. Di beberapa tempat ada penunjuk arah menuju Sanghyang Heuleut. Bukan hanya penunjuk arah, bahkan pengunjung bisa bertanya pada warga/petani yang juga melintasi jalan tersebut.
Di beberapa meter awal, perjalanan akan terasa sangat melelahkan karena jalan yang dilalui minim pepohonan tinggi. Minimnya pepohonan tersebut menyebabkan sinar matahari terasa langsung menyakiti kulit.
Disuguhkan Pemandangan Sanghyang Poek dan Sungai Kecil
Hal menarik lainnya dari perjalanan menuju Sanghyang Heuleut adalah mata dimanjakan oleh pemandangan yang luar biasa. Selain melewati kebun pisang, pengunjung akan melewati Sanghyang Poek yang bisa menjadi check point pertama perjalanan.
Sekitar lima belas menit perjalanan dari Sanghyang Poek, Eigerian akan melewati beberapa sungai kecil yang airnya cukup segar untuk membasuh wajah.
Dari sini apakah perjalanan masih jauh? Tentu saja. Sungai kecil ini bisa dikatakan setengah perjalanan menuju Sanghyang Heuleut.
Sisi Lain Perjalanan Menuju Sanghyang Heuleut
Ujian Buat (Calon) Pasangan
Alasannya karena perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan bisa membuka sifat asli manusia. Apakah si calon ini orang yang mudah menyerah, banyak mengeluh, atau banyak diamnya.
Sambil jalan, Eigerian juga bisa sambil saling bercerita, loh. Siapa tahu setelah perjalanan ini, Eigerian semakin yakin untuk maju atau mundur #eh.
Tapi, kalau belum nikah jangan pergi berduaan, ya. Nggak boleh! Coba ajak bapaknya biar lebih seru >_<
Adu Kekuatan Antara Yang Muda dan Yang Tua
Selain ujian buat pasangan, perjalanan menuju Sanghyang Heuleut juga ajang adu kekuatan antara yang muda dan tua, loh. Di perjalanan kemarin, penulis menemani ayah yang usianya 60++. Yang mengesankan, justru di perjalanan itu, beliaulah yang sangat semangat menyusuri kebun pisang dan sungai-sungainya hingga beberapa kali mendahului sekelompok pemuda yang juga berjalan ke arah yang sama.
Sepanjang perjalanan, kami juga bertemu beberapa remaja dan juga keluarga yang berjalan bersama anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa Sanghyang Heuleut bukan hanya wisata untuk orang dewasa, tapi juga wisata untuk segala usia.
Ingin Ke Sanghyang Heuleut? Siapkan Ini
Berhubung Sanghyang Heuleut adalah sebuah danau, rugi rasanya kalau Eigerian hanya mampir dan tidak berenang di sana. Siapa tahu, setelah berenang langsung jadi “spek bidadari”. Untuk itu, jangan lupa lakukan persiapan ini:
- Membawa Pakaian Khusus Untuk Renang
Tidak harus pakaian renang, kok. Eigerian bisa membawa pakaian khusus yang berbahan ringan, yang akan digunakan untuk bermain air ketika sampai di danau.
- Kantong Plastik
Kantong plastik digunakan untuk membawa makanan, pakaian basah maupun sampah yang Eigerian buang di perjalanan sebelum menemukan tempat sampah.
- Pakaian Ganti
Setelah berenang, tentu Eigerian harus menyiapkan pakaian ganti yang proper. Sekalipun banyak juga yang tidak membawa pakaian ganti dan nekat menggunakan pakaian basah untuk kembali menuju parkiran.
- Sandal yang Nyaman
Sandal yang nyaman ini berpengaruh sekali untuk trekking dengan medan yang nggak bisa dibilang santai. Apalagi kalau medannya berbatu dan licin. Belum lagi kalau harus melewati jembatan yang sudah berlumut. Selain perlu berhati-hati, pemilihan sandal berpengaruh pada kenyamanan perjalanan. Penulis memilih EIGER CALDERA WS 2.0 sebagai sandal yang tangguh di segala medan. - Makanan dan Minuman yang Cukup
Perjalanan yang “jauh” bukan hanya membutuhkan niat, tapi juga stamina yang baik. Supaya stamina tetap terjaga, Eigerian disarankan membawa makanan dan minuman yang cukup (banyak). Minimal minuman yang cukup agar dalam perjalanan Eigerian tidak dehidrasi. Kalau sampai di Sanghyang Heuleut Eigerian mulai merasa lapar, jangan khawatir! Ada banyak penjual makanan di sana.
Pemandangan Sanghyang Heuleut
Begitu sampai di Sanghyang Heuleut, Eigerian akan disuguhkan tempat main air yang memanjakan mata. Mulai dari air terjun kecil hingga danau yang bisa dipakai berenang di bagian atas. Salah satu hal serunya, ternyata banyak pengunjung yang mencoba lompat dari salah satu batu yang cukup tinggi ke danaunya.
Eigerian tidak bisa berenang? Tenang saja. Sanghyang Heuleut juga menyediakan penyewaan pelampung, loh
Kalau ditanya lebih baik pergi waktu musim hujan atau musim kemarau, nampaknya sungai dan danaunya akan terlihat lebih bagus kalau sedang musim hujan. Sebagaimana musim kemarau pada umumnya, debit air yang ada di Sanghyang Heuleut pun tidak terlalu banyak. Tapi, cukup menariklah untuk short escape dari rutinitas pekerjaan yang memenuhi kepala.
Jadi, itulah pengalaman penulis jalan-jalan ke Sanghyang Heuleut. Kalau ditanya mau ke sana lagi atau tidak? Mungkin iya. Tapi, kalau bisa mencoba eksplorasi tempat lain, kenapa tidak?
Baca Juga: Tapak Jejak Argopuro
Tentang Penulis:
Nur Fauzia Khasanah, seorang lead designer di perusahaan IT yang hobi menulis dan bercengkerama dengan alam. Ikuti sosial media pribadinya di Instagram @fkjournal
Tentang Program Tulisan Eigerian:
Cerita Eigerian adalah salah satu rubrik dalam program Tulisan Eigerian. Program Tulisan Eigerian adalah program yang membuka kesempatan bagi para penulis dan petualang untuk menjadi kontributor di Blog EIGER. Kontributor dapat berbagi karya, cerita, tips, ataupun review produk EIGER. Program ini terbuka untuk umum dan memiliki syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para kontributor. Yuk salurkan bakat dan bagikan semangat petualangan melalui tulisan-tulisan yang bermakna sekarang juga, ada reward bagi kontributor yang tulisannya ditayangkan! Cek syarat dan katentuannya untuk menjadi kontributor Blog EIGER di sini atau langsung kirim artikelmu melalui form ini.