Daur ulang sampah merupakan aktivitas mengolah kembali sampah atau produk habis pakai menjadi produk yang bermanfaat. Nantinya, barang-barang itu akan dimanfaatkan menjadi produk baru.
Tiga konsep tersebut dikenal dengan 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Reduce merupakan proses mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan.
Reuse adalah proses untuk menemukan cara baru untuk menemukan cara baru dalam menggunakan kembali limbah sehingga kita tidak perlu membuangnya. Sementara Recycle adalah proses menggunakan bahan limbah untuk membuat produk baru yang bisa digunakan kembali.
Seperti yang kita ketahui, Recycle merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam proses pengelolaan sampah. Bukan tanpa tujuan, Recycle menjadi langkah terakhir karena adanya harapan kepada masyarakat agar bisa lebih berupaya untuk mengurangi sampah, lalu memakai kembali barang yang masih mungkin untuk digunakan, sebelum akhirnya memutuskan untuk mendaur ulang barang tersebut.
Tidak semudah yang dikira, ternyata daur ulang sampah memiliki faktor-faktor penghambat yang membuat prosesnya sulit dilakukan, lho Eigerian.
Kondisi Persampahan di Indonesia
Agar bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitar, ayo perhatikan kondisi persampahan yang ada di Indonesia berikut ini:
1. Hanya ada 11,8 persen sampah plastik yang bisa didaur ulang
Dikutip dari laman Waste4change, dilansir dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020, ada lebih dari 67 juta ton sampah yang dihasilkan. Dalam data itu ada 189.000 ton sampah plastik yang dihasilkan setiap bulannya di Pulau Jawa. Kendati begitu, hanya ada 11,8 persen sampah plastik yang bisa didaur ulang atau sekitar 22.000 ton saja.
2. Pesisir pantai di Kabupaten Badung tercemar sampah
Koordinator Deteksi Evaluasi Sampah Laut DLHK Badung, I Made Gede Dwipayana mengungkapkan bahwa banyaknya sampah di sepanjang pesisir pantai di Kabupaten Badung diperkirakan bersumber dari sampah lokal atau kiriman dari aliran sungai yang berada di kawasan pantai tersebut dan kiriman dari embusan angin barat. Kemudian, pembersihan dilakukan sejak Oktober hingga Desember 2022.
Dari pembersihan itu terkumpul dengan total 600 ton sampah yang mengotori pantai. Penyebabnya adalah karena pembuangan sampah dari aktivitas manusia di laut dan sampah yang dibuat sembarangan di selokan dan sungai sehingga akhirnya bermuara di lautan.
3. Timbunan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang kini telah mencapai 40 meter
Ada sebanyak 39 juta ton sampah yang diperkirakan telah memenuhi berbagai ruang di sini. Akibatnya, hanya tersisa sekitar 20 persen ruang di TPST Bantargebang yang bisa menampung timbunan sampah hingga ke depannya. Di samping itu, masih akan ada banyak jumlah sampah yang masuk. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pengurangan dari sumber dan upaya daur ulang sehingga bisa mereduksi volume sampah yang berakhir di TPST Bantargebang.
Lantas, Langkah Apa yang Dilakukan untuk Mengurangi Sampah?
Masih mengutip laman yang sama, salah satu langkah daur ulang sampah yang telah dilakukan masyarakat, yaitu dari masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah kaki Gunung Rinjani, NTB. Kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan yang sering dikunjungi oleh wisatawan.
Sayangnya, kawasan kaki Gunung Rinjani tak terhindar dari timbunan sampah, terutama sampah plastik. Berikut langkah-langkah lainnya yang telah dilakukan agar bisa mengurangi sampah:
1. Sampah plastik kemasan menjadi aksesori
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kawasan kaki Gunung Rinjani tak terhindar dari timbunan sampah. Maka itu, tim pengabdian FIK UI memberikan arahan agar warga sekitar melakukan daur ulang sampah plastik kemasan menjadi tempat pensil, tas, dan gantungan kunci.
2. Sampah plastik menjadi tas, dompet, dan baju
Galeri Daur Ulang Malang, salah satu UMKM yang bergerak di bidang konveksi di Malang turut mendaur ulang sampah. Awal mula daur ulang ini dilakukan karena adanya motivasi untuk mengurangi limbah plastik di lingkungan sekitar, menciptakan lapangan kerja, hingga menghasilkan produk yang bernilai tinggi. Adapun produk bernilai tinggi yang diproduksi oleh UMKM Galeri Daur Ulang Malang, yaitu mengolah sampah plastik menjadi tas, dompet, hingga baju yang penjualannya sampai ke luar kota.
3. Sampah botol plastik menjadi tas
Langkah berikutnya dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Pulau Selayar, Benteng, Sulawesi Selatan. Tim yang terdiri dari 30 orang itu bekerja sama untuk mengurangi sampah tutup botol plastik dengan cara didaur ulang. Hasil dari pelatihan itu, mereka membuat botol plastik menjadi tas cantik. EIGER mempunyai Ecosavior 45WS yang dirancang dari 50 botol plastik PET 500ml yang diolah dan didaur ulang untuk membuat material kain danaksesoris buckle pada tas ini sehingga menjadikannya lebih ramah lingkungan.
4. Sampah organik menjadi pupuk kompos
Tidak hanya mengubah sampah botol plastik menjadi tas, TP PKK juga mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Ketua TP PKK mengungkapkan bahwa hal itu dilakukan untuk mengurangi permasalahan sampah di masyarakat dan mewujudkan lingkungan yang bersih.
5. Dinas Lingkungan Hidup terus berupaya menangani dan mengolah tumpukan sampah
Untuk menangani dan mengolah tumpukan sampah di TPST Bantargebang, dihadirkan beberapa inovasi pengelolaan sampah, seperti teknologi PLTSa untuk Waste to Energi serta melapisi sampah yang terdahulu dengan membran (cover). Tujuannya adalah untuk menjadikan sampah lebih bermanfaat dan bisa meminimalisir efek gas metana bagi bumi.
Apa Saja Faktor Penghambat Daur Ulang?
Kendati demikian, ada beberapa faktor yang bisa menghambat proses daur ulang. Berikut faktor-faktor penghambatnya:
- Butuh material tambahan
Melakukan proses daur ulang sampah tetap membutuhkan material tambahan, meskipun tidak mendaur ulang sampah menjadi barang baru. Contohnya, gaun yang sudah lapuk bila ingin didaur ulang menjadi celemek baru tetap membutuhkan material tambahan untuk membuatnya, seperti alat menjahit, pola, gunting, dan sebagainya.
- Butuh mesin tertentu
Melakukan proses daur ulang butuh mesin tertentu, contohnya saat mau melakukan daur ulang sampah botol plastik untuk membuat sampah tersebut menjadi barang baru, seperti gelas, tatakan gelas, dan sebagainya membutuhkan mesin pencacahan untuk membuat potongan botol plastik menjadi kecil sehingga mudah untuk dileburkan. Lalu dari proses peleburan tersebut, sampah yang didaur ulang akan menjadi barang baru yang dibutuhkan. Meski begitu, harga mesin pencacah tidak murah sehingga tidak semua orang bisa membuat sampah menjadi produk baru.
- Butuh kemampuan khusus
Tidak semua orang dapat melakukan daur ulang baik untuk menjadi barang baru atau barang yang beralih fungsi karena membutuhkan kemampuan seperti menggunting, merangkai, mengikuti pola. Terlebih lagi untuk menggunakan mesin tertentu, hal ini pasti membutuhkan kemampuan khusus.
- Butuh waktu yang lama
Dari proses yang telah disebutkan sebelumnya, proses daur ulang tentu membutuhkan waktu yang lebih lama. Maka itu, konsep 3R diawali dengan Reduce, Reuse, dan Recycle karena proses daur ulang sampah bukanlah hal yang mudah.Â
Baca Juga: Berkenalan dengan Konsep Upcycling dan 3 Manfaatnya
Mulai Gaya Hidup Sustain dengan EIGER
Nah, itulah empat faktor penghambat daur ulang. Eigerian, mari kita lebih peduli terhadap lingkungan karena ternyata melakukan daur ulang saja tidak semudah itu, bukan? Nah, untuk memulai dan mendukung gaya hidup sustain, kamu bisa memakai produk-produk EIGER berikut:
- Tas
Shoreside 15L Eco merupakan backpack yang dirancang untuk menemani aktivitas harian kamu. Sebagian besar tas ini terbuat dari material polyester Reboyarn, yakni bahan daur ulang yang diolah dari sampah botol plastik PET sehingga lebih ramah lingkungan. Perkiraan jumlah yang digunakan untuk membuat tas ini setara dengan 8 botol plastik PET 500ml, hal ini memberikan kehidupan kedua bagi botol plastik PET untuk menjadi lebih bermanfaat dan baik bagi bumi.
- Jaket
Lapisan luar Rokatenda Waterproof 5K Jacket menggunakan 40 persenpoliester daur ulang REBORN yang berasal dari serat botol plastik bekas sehingga memberi kamu pilihanuntuk memulai gaya hidup sustainable ketika bertualang.
- Gunakan Reserve Vending Machine (RVM)
Dengan RVM, kamu bisa menukarkan sampah botol plastik yang dikonversi menjadi point Eiger Adventure Club (EAC). Nantinya, point ini bisa digunakan untuk belanja di EIGER Adventure Store, lho.
Untuk berbelanja produk hasil daur ulang maupun produk sustainability lainnya dari EIGER, ayo akses website resmi EIGER, Eigerian!