HomeTips & TrickMountaineering12 Macam-macam Ular dan Pertolongan Pertama Jika Tergigit

12 Macam-macam Ular dan Pertolongan Pertama Jika Tergigit

Ular merupakan spesies reptil yang mudah beradaptasi dengan berbagai tipe lingkungan serta terkenal berbahaya. Bagi kamu yang belum tahu, ini dia macam-macam ular serta pertolongan pertama ketika tergigit. 

Persebaran jenis hewan melata ini tergolong lebih masif dibandingkan dengan jenis reptil atau binatang lainnya. Bahkan di negara Brazil, terdapat satu pulau yang berisikan ribuan ular loh, Eigerian!

Beragam jenis ular dapat hidup di berbagai habitat seperti di hutan, sungai, gunung, semak-semak, laut, bahkan di pemukiman rumah warga. Tidak heran jika ular banyak ditemukan masuk ke dalam tempat tinggal manusia. 

Indonesia memang terkenal sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna, dan memiliki banyak jenis spesies ular. 

Nah, tidak ada salahnya bagi kita untuk mengetahui berbagai jenis ular yang ada, supaya bisa mengidentifikasi saat bertemu hewan melata ini. 

Berikut pembahasan mengenai jenis-jenis ular, tingkat keberbahayaannya, serta pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika tergigit. Simak yuk!

Baca Juga: Kenali Gejala, Tips Pencegahan, dan Pertolongan Pertama Hipotermia

Macam-macam Ular di Indonesia

Bagi kamu yang hobi berpetualang atau beraktivitas di luar ruangan, sangat penting untuk mengetahui macam-macam ular. Supaya kita bisa mengantisipasi saat bertemu hewan melata ini. Berikut macam-macam ular yang terdapat di Indonesia. 

1. Ular Weling

Ular weling. Foto: Istock

Eigerian pasti sudah tidak asing dengan ular yang satu ini. Yap, ular weling yang bisa dikenali karena memiliki penampilan yang mencolok yaitu pola pada tubuhnya berwarna hitam-putih.

Ular weling biasanya hidup di lubang-lubang tikus, area persawahan, dan kadang menyelinap ke pemukiman warga. Ular yang dapat memiliki panjang hingga 1,5 meter ini merupakan jenis ular berbisa dan mematikan. 

Bisa pada ular weling ini berisiko menyebabkan sakit kepala, diare, kejang, paralisis karena saraf berhenti bekerja, muntah, bahkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan dalam kurun waktu 20 jam. 

Ular dengan nama latin Bungarus Candidus ini termasuk hewan predator nokturnal yang biasanya aktif pada jam 9-11 malam. 

2. Ular Kobra 

Ular kobra. Foto: Istock

Selanjutnya, ada ular kobra yang menjadi ular berbisa dan paling mematikan. Panjang dari ular kobra sendiri bisa mencapai enam meter. 

Sebenarnya ular kobra ini memiliki sifat pemalu, hingga cenderung memilih menghindari kontak dengan manusia.

Terdapat banyak jenis dari ular kobra. Namun yang banyak ditemukan di Indonesia adalah kobra penyembur (spitting cobra), kobra sumatra, dan king kobra. Habitat dari ular ini biasanya hidup di area pertanian, hutan bakau, hingga pemukiman. 

Jika Eigerian bertemu dengan ular ini, disarankan untuk menghindar dan tidak bermain-main. Lantaran gigitan dan bisa ular kobra bisa langsung membunuh manusia.

3. Ular Sanca

Ular sanca. Foto: Istock

Jenis ular sanca mungkin jenis ular yang paling sering ditemui oleh masyarakat, bahkan ada yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan.

Ular sanca memiliki ukuran tubuh yang sangat besar dibanding yang lainnya, bisa mencapai hingga sepuluh meter. Namun ular ini tidak termasuk kategori ular yang berbisa.

Ular sanca sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan hidup di habitat seperti semak-semak, area pertanian, hutan. 

Tak jarang juga ular ini masuk ke pemukiman warga untuk mencari makan hewan unggas atau ternak seperti ayam, bebek, kambing, atau sapi.

4. Ular Welang

Ular welang. Foto: Istock

Jenis ular berikutnya adalah ular welang, yang termasuk ke dalam genus yang sama dengan ular weling. 

Kedua ular tersebut umumnya mudah dikenali dari segi penampilan, tetapi ular welang memiliki warna kulit kuning-hitam yang menyelimuti sisi atas, samping, dan perut. 

Ular ini dapat tinggal di hutan, rawa-rawa, hutan bakau, hingga area sawah. Bahkan ular welang tak jarang ditemukan pada hutan pegunungan dengan ketinggian maksimum 2500 mdpl. Jadi, Eigerian patut berhati-hati ya saat mendaki, ular ini bisa datang dari mana saja.

Sama seperti kembarannya ular weling, ular welang termasuk hewan nokturnal. Jika terkena gigitan, bisa ular neurotoxinnya bisa menyebabkan rasa kantuk yang tidak dianggap remeh, karena bisa menyebabkan kematian.  

5. Ular Gadung

Ular gadung. Foto: Istock

Ular gadung atau oriental whip snake merupakan ular yang memiliki habitat di area tepi hutan, pertanian, dan pedesaan. 

Ular ini memiliki bentuk tubuh yang ramping serta warnanya ketika sudah dewasa bisa bervariasi, seperti coklat muda hingga kuning.

Spesies ini biasanya memangsa vertebrata, yang termasuk burung kecil, kadal, katak sebagai makanan utama. Jenis ular ini tergolong tidak terlalu berbahaya dan memiliki bisa yang lemah. 

Ular Tanah

Ular tanah. Foto: Istock

Jenis ular ini merupakan ular berbisa yang patut diwaspadai. Pasalnya, ular tanah memiliki warna tubuh coklat yang membuatnya mudah berkamuflase di tanah atau daun kering.

Ular ini tidak agresif dan cenderung pasif, tetapi bisa beresiko menggigit manusia yang mendekatinya. Ular tanah memiliki gigitan yang menyakitkan yang bisa menyebabkan pembengkakan. 

Dalam beberapa kasus, gigitan ular tanah menyebabkan matinya jaringan tubuh lantaran aliran darah yang tidak mencukupi. Akibatnya beberapa anggota badan pada korbannya tidak berfungsi.

6. Ular Hijau

Ular hijau. Foto: Istock

Ular hijau adalah jenis viper yang mempunyai taring berbentuk engsel dengan panjang maksimal dua centimeter.

Ular ini biasanya memangsa kadal, burung, cicak, dan binatang lain yang berada di pohon. Viper ini juga termasuk hewan nokturnal.

Eigerian bisa menemukannya di ladang pertanian, hutan, atau dataran tinggi yang mencapai ketinggian 2.000 mdpl.

7. Ular Picung

Ular picung. Foto: Inaturalist

Ular picung atau rhabdophis subminiatus mudah diketahui dari warna merah di bagian lehernya yang sangat mencolok. 

Ular ini memiliki panjang hingga mencapai 1,3 meter dengan ukuran tubuh yang cukup kecil. Gigitan ular picung bisa menyebabkan kematian bagi korbannya. 

Persebaran ular picung ini terdapat di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. 

8. Ular Air Pelangi

Ular air pelangi. Foto: Istock

Berikutnya ada ular air pelangi dengan nama ilmiah enhydris enhydris. Ular ini tinggal di habitat air tawar seperti kolam pedesaan, tanah rawa, dan sawah. 

Tubuh dari ular ini berwarna coklat kehijauan, sementara kepala serta leher pada umumnya berwarna zaitun. Perut dari tubuh ular air pelangi memiliki warna pucat dengan garis coklat tipis yang membentang dari tengah.   

Jenis ular ini tergolong ular yang berbisa dengan taring yang berada di rahang atas pada bagian belakang. 

Ular air pelangi dikenal sering mengkonsumsi ikan dan bisa juga memakan amfibi maupun vertebrata kecil lainnya. 

9. Ular Kepala Merah

Ular Kepala Merah
Ular kepala merah. Foto: Inaturalist

Jenis ular berikutnya yakni ular kepala merah atau nama latinnya bungarus flaviceps. Ular ini sering berada di hutan dataran rendah, perbukitan, hingga daerah pegunungan dengan ketinggian 900 mdpl.

Dengan ciri-ciri warna merah pada bagian buntut, garis pucat pada bagian tubuh, serta garis coklat kemerahan pada bagian atas tubuh. 

Ular kepala merah termasuk spesies yang langka dan jarang ditemui keberadaannya. Jika kamu bertemu ular ini harus berhati-hati, karena mempunyai racun neurotoksin yang kuat di dalam tubuhnya. 

10. Ular Putih 

MACAM MACAM ULAR
Ular putih. Foto: Istock

Jenis ular ini memiliki nama latin micropechis ikaheka. Namun, berbeda dengan namanya, ular putih pada umumnya justru memiliki warna kulit coklat kehitaman. 

Ular putih mempunyai kebiasaan yang unik yakni mengubur dirinya ke dalam tanah dengan tujuan untuk bersembunyi dan beristirahat. 

Habitat asli dari ular ini adalah daerah sekitar perkebunan kelapa, yang mana memanfaatkan tumpukan tempurung kelapa sebagai tempat tinggalnya. 

Hewan ini tergolong sebagai spesies yang agresif, beracun, serta lebih aktif pada malam hari (nokturnal)

11. Ular Bandotan Puspa

MACAM MACAM ULAR
Ular bandotan. Foto: Istock

Ular bandotan puspa atau daboia siamensis, sering ditemukan di area perkebunan, semak belukar, ladang, atau tempat-tempat dengan populasi tikus yang banyak. 

Jenis ular beludak ini bisa memanjat pohon yang pendek, cenderung menyukai udara yang kering, dan hidup di tanah. 

Bandotan puspa termasuk hewan pemangsa tupai, tikus, katak, kadal, hingga kucing dan merupakan hewan yang nokturnal.

Pertolongan Pertama Saat Tergigit Ular

Ketika tergigit ular, kamu harus segera menghubungi tenaga medis untuk mendapatkan perawatan. Sambil menunggu datangnya tenaga medis, berikut beberapa upaya pertolongan pertama saat terkena gigitan ular. 

Hal pertama yang harus korban lakukan yakni beristirahat dan tidak banyak bergerak. Tujuannya untuk mengurangi bisa ular yang ada di dalam tubuh. 

Umumnya, saat terkena gigitan ular korban akan mengalami pembengkakan pada area sekitar gigitan. Hindari penggunaan alkohol ketika membersihkan luka gigitan, gunakanlah air bersih serta sabun untuk membersihkannya. 

Pertolongan pertama yang paling penting adalah harus bersikap tenang. Ingatlah jika kepanikan bisa memperburuk keadaan. 

Gejala Saat Tergigit Ular

Bisa yang dimiliki oleh ular memang sangat berbahaya. Selain nyeri yang dirasakan, bisa juga berisiko kematian. Pasalnya gigitan ular dapat merusak organ tubuh kita. 

Berikut beberapa zat yang berbahaya bagi tubuh dari bisa ular. 

Hematotoksik

Pada zat hematotoksik biasanya korban mengalami pendarahan pada area sekitar gigitan, jantung, paru-paru, hingga otak korban tersebut. 

Bahkan jika Eigerian terkena gigitan ular yang terdapat zat ini, dapat mengalami pendarahan ketika buang air kecil.

Kardiotoksik

Gejala yang timbul dari sifat kardiotoksik adalah menurunnya tekanan darah dari korban. Bisa jadi kemungkinan korban akan alami syok yang menyebabkan jantung berhenti bekerja.

Neurotoksik

Sifat dari zat neurotoksik akan membuat korban mengalami masalah pada sarafnya, seperti otot lemah, tubuh menjadi kaku, bahkan kejang-kejang. 

Jika saraf yang terkena adalah bagian saraf pernapasan, maka korban akan merasakan sesak nafas yang bisa berujung kepada kematian.

Kompartemen

Pada sifat kompartemen, racun ular menjadikan tubuh korban mengalami peningkatan tekanan. Jika tekanan otot terus meningkat, pembuluh darah dan saraf korban bisa terjepit. 

Hal tersebut bisa membuat korban mengalami kekurangan oksigen yang bisa berakibat kelumpuhan.

Lebih Preventif Saat Berpetualang!

Itulah pembahasan mengenai macam-macam ular yang ada di Indonesia serta pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat terkena gigitan.

Tentunya, setelah mengenali macam-macam ular Eigerian bisa menjadi berhati-hati saat berpetualang di alam terbuka. Kamu bisa langsung menghindarinya jika bertemu ular berbisa dan tergolong mematikan. 

Saat beraktivitas di luar ruangan kamu harus gunakan perlengkapan yang aman dan nyaman. Eigerian bisa dapatkan berbagai perlengkapan outdoor seperti tas, celana, sepatu, kaos, dan aksesoris lainnya dengan berbelanja di website resmi EIGER. 

Kamu juga bisa dapatkan berbagai promo menarik dan kemudahan saat berbelanja. Yuk jadikan perjalanan dan petualanganmu lebih menyenangkan bersama EIGER!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Daftar Menu Makanan dan Cara Tepat Mengolahnya Saat Mendaki
Syamsul Alam Habibie Sahabu on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru