Hampir di semua negara di dunia, terdapat batasan usia untuk mengendarai kendaraan bermotor. Bukan tanpa sebab, pertimbangan matang dilakukan oleh stakeholder untuk kebaikan masyarakat luas. Terdapat sederet dampak negatif mengendarai sepeda motor di bawah umur, yang kemudian wajib dipahami orang dewasa dan orang tua yang memiliki anak di bawah umur.
Tapi tahukah kamu sebenarnya apa alasan batas untuk mendapatkan izin resmi berupa SIM di Indonesia adalah 17 tahun? Secara umum, batas usia ini menjadi waktu yang direkomendasikan untuk banyak negara guna mengurus surat izin mengemudi di negaranya.
Lebih lanjut tentang alasan batas usia, dampak negatif mengendarai sepeda motor dibawah umur, dan tips pencegahannya, bisa kamu cermati di bawah ini.
Baca Juga: Ini 6 Penyebab Ban Motor Gundul yang Sering Tidak Disadari
Minimal 17 Tahun
Sebenarnya pembatasan usia 17 tahun ini tidak dilakukan semata karena melihat faktor mendasar tersebut saja, tapi lebih pada faktor sains yang menjadi acuan secara umum. Mengacu pada beberapa pendapat psikolog, salah satu alasan terbesarnya adalah pada usia ini otak kanan manusia baru dapat berfungsi secara optimal.
Otak kanan memiliki fungsi sebagai pusat kontrol diri. Di usia ini, kepekaan serta kepedulian manusia akan suatu hal menjadi lebih besar, sehingga hasil pertimbangan yang dilakukan juga semakin logis. Di sisi lain, otak bagian kanan juga memiliki fungsi untuk menganalisa dan melakukan prediksi, yang jelas sangat penting untuk kecakapan dan keselamatan berkendara.
Mengacu pada data yang dirilis WHO pada tahun 2022 lalu, angka kecelakaan sepeda motor tercatat mencapai lebih dari 50% dari total kejadian kecelakaan yang ada, dan kecelakaan jalan raya pada anak usia 5 hingga 14 tahun menjadi penyebab kematian kedua tertinggi setelah infeksi pernapasan. Korlantas Polri sendiri mencatat pada medio akhir April 2022 hingga pertengahan Mei 2022 ada setidaknya 3,457 kasus kecelakaan.
Dampak Negatif Mengendarai Sepeda Motor Dibawah Umur
Jelas kamu bisa melihat angka yang dicantumkan di atas, bahwa kecelakaan dan korban meninggal dunia akibat anak dibawah umur yang mengendarai kendaraan bermotor cukup tinggi. Calon penerus bangsa harus meregang nyawa karena kurangnya pengawasan dari orang tua serta kondisi mental yang belum matang.
Beberapa dampak negatif lain yang dapat muncul ketika anak dibawah umur mengendarai sepeda motor antara lain adalah sebagai berikut.
- Meningkatnya angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya karena kecerobohan anak-anak
- Tingkat keselamatan berkendara yang menurun karena faktor mental yang belum matang
- Risiko terjadinya kebut-kebutan di jalan raya
- Kelalaian pengendara di bawah umur yang semakin marak
- Penilangan oleh aparat yang semakin tinggi dalam rangka melaksanakan aturan berkendara di jalan raya
- Proses hukum yang harus dijalani anak di bawah umur jika terjadi kecelakaan atau tindakan kriminal selama berkendara
- Perkembangan mental yang tidak optimal karena memaksakan diri menjalani sesuatu yang belum dapat ‘dicerna’ oleh kecerdasan mental anak
Dan lain sebagainya. Tentu dampak negatif ini semuanya akan membawa kerugian, baik dalam bentuk materi atau non-materi, sebab pada akhirnya yang harus menanggung beban dan konsekuensi dampak ini adalah anak yang berkendara di bawah umur dan orang tuanya.
Banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui aparat penegak hukum untuk terus memberikan edukasi dan penyadaran, bahwa terdapat aturan baku yang ditetapkan untuk batas usia berkendara, dan syarat berkendara utama yakni memiliki Surat Izin Mengemudi untuk motor.
Jelas, menjadi tanggung jawab orang tua dan orang dewasa seperti kamu yang membaca artikel ini untuk mendukung upaya tersebut, agar kejadian berkendara di bawah umur bisa terus ditekan, dan pada akhirnya mencapai titik nihil.
Lalu Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mencegahnya?
Setelah tahu apa saja dampak buruk yang bisa muncul dari perilaku melanggar hukum ini, kamu sebagai orang tua atau orang dewasa yang mengenal, atau tahu ada perilaku demikian jelas harus bertindak.
Langkah pencegahan akan jadi cara terbaik untuk menekan dampak negatif tersebut, agar tidak menjadi kenyataan dan membawa kerugian untuk anak-anak dan orang di sekitarnya.
Tapi apa langkah nyata yang bisa dilakukan?
1. Berikan Pemahaman
Berikan pemahaman bahwa mengendarai motor bukanlah hal yang bisa dilakukan anak-anak. Meski memiliki keterampilan untuk sekedar mengendarainya, bukan berarti si kecil mampu menghadapi banyak variabel lain yang muncul saat seseorang berkendara di jalan raya.
Berikan pengertian banyak hal yang harus dipertimbangkan, seperti aturan lalu lintas, kemungkinan kelalaian pengendara lain, adanya medan yang berbeda-beda, dan variabel-variabel lain yang belum bisa dipahaminya.
2. Mengenai Aturan Lalu Lintas
Apa yang disampaikan di bagian awal artikel ini juga bisa disampaikan padanya, bahwa ada aturan lalu lintas yang jelas yang membatasi usia minimal berkendara, dan ada konsekuensi hukum yang harus dihadapi jika melanggar.
Peraturan ini ditetapkan dengan pertimbangan perkembangan alami otak manusia, sehingga berlaku untuk masyarakat luas.
3. Tidak Memberikan Akses
Untuk anak-anak, jangan berikan akses pada kunci motor yang kamu punya. Akses pada kunci motor memungkinkan si kecil untuk mencoba-coba, dan berkendara ke jalan ketika ada kesempatan. Memang pada akhirnya ini soal pola parenting yang kamu terapkan, tapi setidaknya dengan mencegah akses pada kunci motor, kamu bisa memastikan anak-anak tidak berkendara.
4. Berikan Alternatif
Alih-alih memberikan akses pada kunci motor dan kendaraan yang ada, kamu bisa memberikan si kecil kendaraan lain yang bisa digunakan seperti sepeda. Tentu masih ada risiko, tapi setidaknya risiko bersepeda jauh lebih ringan daripada mengendarai motor. Dan yang pasti bersepeda tidak melanggar aturan dan tidak memiliki batasan usia minimal.
Alternatif lain adalah membiasakan anak untuk menggunakan transportasi umum yang tersedia di area lingkunganmu untuk mencapai satu titik tujuannya. Jadi ia tak harus mengendarai motor untuk sampai ke suatu tempat atau bertemu dengan temannya.
Baca Juga: Aturan Baru Larangan Berkendara Motor di IndonesiaÂ
Mengajarkan anak untuk memahami konsep kehidupan berkelanjutan juga bisa menjadi salah satu cara yang menarik untuk dicoba. Pengenalan pada polusi udara berlebih yang dihasilkan ketika motor digunakan terus menerus akan menanamkan nilai pola hidup yang lebih baik, hingga ia dewasa nanti.
Itu tadi penjelasan tentang beberapa dampak negatif mengendarai sepeda motor dibawah umur yang bisa disampaikan di artikel singkat ini. Langkah pencegahan yang disebutkan juga semoga bisa membantumu untuk menjaga si kecil dari percobaan-percobaan yang berisiko, sehingga ia jauh dari dampak negatif tersebut.
Setelah paham tentang apa saja dampak negatif mengendarai sepeda motor dibawah umur, kini kamu punya insight lebih jauh untuk memberikan proteksi dan pemahaman pada anak. Nah untuk cara pencegahan memberikannya sepeda, kamu juga bisa melengkapi sepeda dan aktivitas bersepedanya dengan perlengkapan solid dari EIGER Adventure. Solid, keren, dan selalu inovatif pada setiap produknya, kamu bisa langsung mengunjungi EIGER Adventure Store (EAS) terdekat di kotamu. Agar lebih praktis dan mudah, kamu juga bisa belanja lewat mobile apps EIGER Adventure yang sudah bisa kamu unduh di Play Store untuk pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS. Produknya lebih lengkap dan dijamin ori. Dapatkan juga promo dan gratis ongkir ke seluruh wilayah Indonesia!