EIGER Black Borneo Expedition (BBE) merupakan sebuah perjalanan ekspedisi sekaligus penjelajahan ekstrem yang dicetuskan oleh EIGER. Sesuai namanya, ekspedisi ini berlokasi di kawasan hutan hujan tropis Borneo. Ekspedisi ini dilakukan oleh tim EIGER bersama dengan para pegiat petualangan alam bebas lainnya.
EKSPEDISI BLACK BORNEO
Sebelumnya, ekspedisi Black Borneo pertama telah dilakukan pada 19-29 April 2015 silam. Namun, ekspedisi sebelumnya dilaksanakan di Kawasan Karst Merabu dan sekitarnya di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Ekspedisi ini dinamakan “Black Borneo” dikarenakan area penjelajahannya merupakan wilayah hutan hujan tropis Kalimantan, yang diperkirakan jarang dijamah manusia atau lebih dikenal sebagai wilayah “hitam”.
Di Kalimantan sendiri terdapat beberapa wilayah hutan hujan tropis yang masih belum tereksplorasi. Bahkan masih belum diketahui pasti potensi apa yang ada, sehingga tim BBE berusaha untuk mengenali karakteristik dan mengeksplorasi alam sekitar.
EKSPEDISI BLACK BORNEO KEDUA
Pada ekspedisi kedua ini, penjelajahan dilakukan di kawasan hutan hujan tropis di Kalimantan timur, tepatnya di Gunung Beriun. Gunung Beriun termasuk ke dalam sub kawasan Karst (pegunungan kapur) Sangkulirang, yang meliputi Gunung Beriun, Batu Gergaji, Batu Tutunambo, Batu Tondoyan, Batu Pangadan, di tengah sub kawasan Karst Sangkulirang.
Gunung Beriun merupakan satu-satunya puncakan berkontur tanah, sehingga potensial mengandung keanekaragaman hayati khas hutan hujan tropis Indonesia. Selain itu, kawasan Gunung Beriun ini diperkirakan belum teridentifikasi secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan belum ada informasi valid tentang kegiatan penelusuran di kawasan ini.
JALUR GUNUNG BERIUN
Tim BBE diproyeksikan akan membuka jalur menuju puncak Gunung Beriun. Diharapkan ke depannya dapat membuka peluang dan mempermudah langkah untuk penelitian-penelitian lanjutan di kawasan tersebut.
Estimasi waktu untuk membuka jalur diperkirakan sekitar 10 hari melalui jalur darat, sungai, tebing, dan membelah hutan hujan tropis khas Kalimantan. Kekhasannya terletak pada tantangan medannya yang dikenal berat, dengan suhu khas wilayah tropis di tengah garis ekuator bumi.
Selain mengeksplorasi kawasan hutan hujan tropis, diharapkan juga dengan adanya ekspedisi ini turut mendukung kawasan di Kalimantan Timur tersebut sebagai salah satu World Heritage yang sudah sepatutnya kita pelihara kelestariannya. Karena Borneo dikenal sebagai rumah bagi lebih dari 15.000 jenis tanaman, 300 jenis pohon dan 221 spesies mamalia, serta menjadi rumah bagi sekian banyak seni dan budaya yang luar biasa menakjubkan.
Pada ekspedisi kali ini, EIGER juga melakukan serangkaian uji coba produk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan masukan untuk terus meningkatkan kualitas produk-produknya.