Sebagai seorang yang menyukai kegiatan luar ruang, Eigerian sekalian tentu wajib dibekali dengan pengetahuan mendasar mengenai berbagai pertolongan pertama pada kondisi darurat. Meski mungkin terdengar sederhana, namun pertolongan pertama ini bisa berpengaruh signifikan pada keselamatan rekan-rekan dan Eigerian sendiri. Salah satu keadaan darurat yang perlu dipahami dengan baik adalah hipotermia.
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu yang lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat: Berada terlalu lama di tempat dingin. Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama. Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
Hipotermia dapat didefinisikan sebagai satu kondisi ketika temperatur atau suhu tubuh mengalami penurunan signifikan, hingga di bawah batas normal yang diperlukan tubuh untuk melakukan metabolisme dan fungsi dengan ideal. Batas normalnya sendiri adalah di angka 35 derajat Celcius, dan hipotermia terjadi ketika suhu tubuh di bawah angka tersebut.
Untuk mengenali dan mengetahui gejala, tips pencegahan, dan cara menanganinya, mari lihat ulasan singkat di bawah ini.
Gejala yang Paling Nampak Ketika Terjadi Hipotermia
Ketika suhu tubuh menurun secara drastis, otomatis tubuh akan melakukan penyesuaian untuk menjaga fungsi organ vital. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai gejala yang bisa diamati dengan cukup mudah.
Seorang yang mengalami hipotermia akan berbicara cadel, bergumam tidak jelas, dan berbicara dengan gagap.
- Warna bibir mulai berubah menjadi kebiruan atau gelap.
- Jika dapat dirasakan, denyut jantung lemah dan tidak teratur.
- Terus menerus kedinginan, menggigil, dan badan terasa lemas.
- Nafas yang dilakukan pelan dan pendek, sangat tidak normal.
- Tubuh mulai kaku dan sulit bergerak.
Hal-hal ini perlu dicermati benar, agar Eigerian yang tengah melakukan kegiatan di luar seperti pendakian atau tracking bisa segera mengenalinya sedini mungkin. Beberapa tips pencegahan sebenarnya bisa dilakukan, agar seseorang terhindar dari resiko hipotermia secara signifikan.
Beberapa Hal Ini Bisa Dilakukan untuk Pencegahan
Karena pada dasarnya hipotermia terjadi akibat suhu dingin yang berada di sekitar tubuh, maka kebanyakan cara pencegahannya akan berkisar mengenai menjaga suhu tubuh pada kondisi ideal. Langkah-langkah sederhana ini bisa Eigerian gunakan untuk mengurangi resiko terjadinya hipotermia saat berada di luar ruangan.
Pertama, gunakan pakaian yang cukup hangat pada saat mendaki atau beraktivitas di luar. Ingat, hangat tak selalu berarti tebal, pemilihan bahan yang tepat bisa jadi kunci kehangatan tubuh, namun tanpa mengorbankan keleluasaan gerak dan kenyamanan.
Kedua, segera ganti pakaian basah dengan pakaian kering ketika sudah ada kesempatan. Hal ini biasanya terjadi saat pendakian atau kegiatan luar ruang, dan harus berhadapan dengan hujan atau kabut. Pakaian yang basah di suhu udara dingin bukan kombinasi terbaik untuk stabilitas suhu tubuh.
Ketiga, menjaga asupan kalori dan cairan. Ini sebabnya setiap kegiatan pendakian atau luar ruang lain kamu selalu direkomendasikan membawa bekal makanan tinggi karbohidrat, protein, dan kalori, serta air minum yang cukup.
Keempat, selalu awasi rekan-rekan yang memiliki kondisi medis tertentu yang turut dalam kegiatan luar ruangan. Identifikasi sedini mungkin pada gejala hipotermia bisa jadi kunci keselamatan rekan Eigerian ketika berada jauh dari fasilitas kesehatan.
Cukup mendasar, namun hal-hal ini penting untuk selalu diingat dan ditekankan pada setiap kegiatan. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan? Namun bila Eigerian harus berhadapan dengan kondisi hipotermia, baik pada Eigerian yang membaca artikel ini atau rekan lain, cara berikut bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama.
Pertolongan Pertama untuk Hipotermia
Pertolongan pertama ini bisa kamu berikan pada siapapun yang mengalami hipotermia. Tentu akan direkomendasikan untuk penanganan medis dengan segera, atau seorang yang telah berpengalaman. Namun dalam kondisi darurat, lakukan langkah-langkah berikut ini.
- Lakukan penggantian pakaian basah dengan pakaian kering, jika pakaian yang dikenakan basah.
- Gunakan kain, pelapis, selimut, jaket, atau pakaian kering untuk membantu menghangatkan tubuh. Ingat bagian tangan dan kaki, jika tak bisa tertutup kain, pegang dan usap perlahan untuk menyalurkan panas dari tubuh Eigerian yang masih hangat.
- Minuman hangat bisa diberikan, dengan syarat tidak mengandung kafein agar tidak mengganggu kerja jantung.
- Masuk ke tenda atau cari tempat berlindung dari angin dan udara luar. Angin dan udara bisa jadi memperparah kondisi penurunan suhu.
- Pindah ke area dekat sumber panas, seperti api unggun, atau kamu bisa berbagi panas tubuh. Cara ini bisa dilakukan dalam keadaan darurat.
- Hindari penggunaan peralatan atau media yang memiliki suhu panas secara langsung, seperti botol panas, penghangat, atau hal lain. Peningkatan suhu harus dilakukan perlahan dan bertahap.
Meski sebenarnya hipotermia jarang dialami, namun Eigerian wajib paham cara pencegahan, identifikasi awal, dan pertolongan pertama yang diberikan. Tentu saja, kondisi ini juga bisa dihindari dengan menggunakan pakaian dan peralatan kegiatan yang berkualitas, yang dapat membantu menghalau udara dingin. Apparel dari Eiger Adventure misalnya, memiliki kualitas dan standar yang sangat baik. Mulai dari penutup bagian kepala, kaos, jaket, celana, hingga sepatu dan sarung tangan, semua dapat membantu menjaga suhu tubuh tetap normal. Lakukan pendakian dengan cermat dan teliti, serta percayakan perangkat pendakian dan kegiatan luar ruang pada Eiger Adventure!