Persiapan yang matang sebelum mendaki gunung mutlak dilakukan oleh setiap orang demi keamanan dan kenyamanan selama pendakian. Tak hanya persiapan logistik, faktor kesehatan juga penting untuk diperhatikan. Selain harus mempersiapkan kesehatan fisik dengan latihan dan berolahraga sebelum berkegiatan, Eigerian juga harus memahami kondisi suhu dan cuaca pada gunung, karena hal ini akan berpengaruh pada kesehatan saat melakukan penjelajahan.
Suhu gunung yang dingin akan membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit. Terlebih di cuaca yang sangat ekstrem, maka salah satu gejala yang mungkin bisa dirasakan adalah paradoxical undressing. Apakah kamu pernah mendengar istilah ini? Yuk, cari tahu penjelasannya di bawah!
Paradoxical Undressing Berawal dari Hipotermia
Pendaki bisa mengalami kedinginan yang hebat atau hipotermia di segala musim, baik musim penghujan maupun kemarau. Biasanya hal ini terjadi dikarenakan kurangnya persiapan, termasuk persiapan fisik, sehingga kondisi tubuh pun menurun drastis. Hipotermia sendiri adalah kondisi di mana suhu tubuh turun secara drastis hingga di bawah suhu normal, yakni 35 derajat celcius.
Tahukah Eigerian bahwa hipotermia terjadi saat produksi dan retensi panas gagal mengimbangi lepasnya panas. Pada saat tubuh terpapar suhu dingin, hypothalamus di otak akan merespon dengan memberikan sinyal untuk meningkatkan metabolisme dalam rangka menjaga suhu tubuh tetap stabil. Reaksi yang dapat diamati adalah menggigil.
Menggigil merupakan upaya tubuh untuk bisa memproduksi panas tubuh hingga 2-5 kali kondisi normal. Kemudian, pembuluh di jaringan tepi (perifer) akan mengalami penyempitan, sehingga darah tidak banyak dialirkan ke perifer melainkan lebih dipusatkan pada organ penting, seperti paru-paru, jantung, dan otak untuk menjaganya tetap hangat dan dapat berfungsi normal.
Jika kondisi terus berlanjut tanpa penanganan yang cepat, maka tubuh tidak akan mampu lagi menghasilkan panas melalui mekanisme menggigil karena kehabisan energi. Otot pembuluh darah di jaringan perifer lama-kelamaan lelah dan masuk ke fase relaksasi. Pada fase inilah pembuluh darah perifer akan mengalami pelebaran yang menyebabkan aliran darah yang tadinya terkonsentrasi di inti tubuh dilepaskan kembali ke perifer. Akibatnya, timbullah sensasi panas palsu yang membuat penderita kadang mengalami apa yang disebutkan Paradoxical Undressing.
Mekanisme Hilangnya Panas Tubuh Saat Berkegiatan Outdoor
Sebelum membahas apa itu Paradoxical Undressing, ada baiknya kita ketahui dulu apa saja yang dapat menyebabkan tubuh kehilangan panas saat berkegiatan di alam bebas dan bagaimana cara meminimalisirnya. Seperti yang telah disebutkan di atas, hipotermia terjadi karena lepasnya panas tubuh yang tidak diimbangi dengan produksi dan retensi panas tubuh yang memadai.
Nah, lepasnya panas ini bisa terjadi melalui sejumlah mekanisme, di antaranya radiasi, evaporasi, konveksi, dan konduksi. Ayo, kenali satu per satu!
1. Radiasi
Radiasi merupakan proses pelepasan panas ke lingkungan tanpa adanya kontak langsung antara sumber panas dengan penerima. Sejauh ini, radiasi menjadi sumber pelepasan panas terbesar di iklim sedang. Faktor yang mempengaruhi radiasi adalah luas permukaan yang terekspos dan derajat perbedaan suhu tubuh dengan lingkungan, termasuk benda-benda yang ada di sekitar kita, seperti batu, pohon, air, atau es. Pelepasan panas ini akan meningkat seiring suhu lingkungan menjadi lebih dingin.
Kehilangan panas akibat radiasi bisa diatasi dengan memakai pakaian dengan metode yang baik, seperti sistem layering. Eigerian bisa meminimalisir dengan penggunaan pakaian yang tebal atau pakaian isolasi, seperti jaket bulu angsa atau bulu sintetis untuk menahan panas agar tidak keluar.
2. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses pelepasan panas melalui penguapan air. Contohnya adalah penguapan keringat. Saat bertualang, tubuh akan terus memproduksi keringat, bahkan di iklim dingin sekalipun. Pelepasan panas ini pun akan semakin meningkat pada lingkungan yang suhunya lebih tinggi dari suhu kulit.
Maka dari itu, para penggiat outdoor harus memperhatikan hal ini, di mana ketika panas dan cairan keluar dari tubuh kita, maka jangan lupa untuk tetap memenuhi kecukupan cairan dan nutrisi tubuh lewat minuman dan makanan untuk menggantikan energi yang hilang.
Sebetulnya, tidak ada teknologi penghalang uap yang bekerja dengan baik pada suhu di atas titik beku. Bahkan, pada suhu yang lebih rendah, satu-satunya teknologi penghalang uap banyak digunakan di alas kaki, seperti sepatu gunung dengan teknologi breathable mampu mengeluarkan uap panas, serta penggantian kaus kaki yang sering juga diperlukan untuk menghindari terserangnya penyakit gunung yang diakibatkan suhu dingin.
3. Konveksi
Konveksi merupakan proses hilangnya panas tubuh akibat respon terhadap pergerakan suatu cairan atau gas. Di ruang terbuka seperti puncak gunung, kehilangan panas ini terjadi ketika udara hangat di sekitar tubuh berpindah akibat udara dingin di sekitarnya.
Angin yang sangat kencang dapat menghilangkan panas dalam jumlah yang luar biasa, bahkan embusan angin sepoi-sepoi pun bisa meningkatkan pelepasan panas tubuh, karena angin ini terus bergerak dan bersentuhan dengan kulit secara intens.
Konveksi bisa menjadi penyebab utama seseorang terserang hipotermia saat berkegiatan di alam bebas. Dampak ini bisa kita hindari, salah satunya dengan menggunakan pakaian yang tepat, seperti pakaian isolasi seperti bulu angsa, wol, atau polar yang mampu menahan panas tubuh agar tetap di dalam, serta material windproof dengan layering system yang baik untuk menghindari angin dingin masuk ke dalam pakaian.
4. Konduksi
Konduksi merupakan lepasnya panas tubuh melalui kontak langsung dengan suatu benda. Misalnya, saat kita duduk di tanah yang dingin, maka ada sejumlah panas yang dilepaskan dari tubuh ke tanah. Oleh karena itu, sebaiknya selalu gunakan matras sebagai alas.
Meskipun pelepasan panas ini jarang menjadi penyebab utama terserangnya hipotermia, namun tahap ini bisa memperparah kondisi tubuh dan harus dihindari. Selain itu, pakaian basah yang menempel ke tubuh dalam waktu yang lama juga menjadi salah satu penyebab hilangnya panas tubuh. Hal ini dikarenakan baju yang basah akan menjadi dingin dan lembap mengikuti suhu lingkungan.
Lalu, Seperti Apakah Paradoxical Undressing Itu?
Paradoxical Undressing merupakan kondisi di mana penderita hipotermia merasa seolah-olah kepanasan. Sensasi tersebut berkebalikan dengan kondisi tubuh yang sebenarnya kedinginan (paradoks), sehingga sensasi panas palsu ini membuat penderita membuka bajunya. Paradoxical Undressing membuat tubuh penderita semakin terekspos dan lingkungan yang dingin dan memperparah hipotermia. Fenomena Paradoxical Undressing seringkali diikuti dengan Terminal Burrowing.
Apa itu Terminal Burrowing?
Terminal Burrowing adalah kondisi di mana penderita hipotermia parah mencari tempat sempit untuk meringkuk. Hal ini terjadi diakibatkan otak sudah tidak mampu lagi berpikir logis dan kembali pada insting primitif untuk bersembunyi. Pada tahap lanjut ini, penderita sudah tidak bisa berpikir dengan benar. Penderita tidak mampu menolong diri sendiri dan perlu bantuan dari orang lain.
Oleh karena itu, pengetahuan akan hipotermia sangatlah penting bagi seorang pendaki. Jika terus dibiarkan maka kondisi penderita akan semakin memburuk. Fungsi tubuh semakin menurun, penderita akan kehilangan kesadaran, jatuh ke dalam koma, hingga meninggal dunia.
Pencegahan Terjadinya Paradoxical Undressing
Eigerian bisa mencoba berbagai macam cara untuk mengantisipasi terjadinya hipotermia yang berujung pada Paradoxical Undressing, yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Memeriksa kondisi cuaca dengan teliti dan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan,
2. Menggunakan layer paling dalam yang terbuat dari bahan-bahan yang dapat menjaga panas tubuh lebih baik,
3. Menggunakan baju berlapis,
4. Menggunakan topi atau scarf tebal di kepala,
5. Memakan makanan dengan kalori yang cukup untuk menambah lemak di bawah kulit yang dapat melindungi tubuh terhadap cuaca dingin.
Penanganan Pada Penderita Paradoxical Undressing
Apabila Eigerian menemukan salah satu anggota pendakianmu mengalami gejala hipotermia akut, maka hal pertama yang harus Eigerian lakukan adalah jangan panik. Biasanya, ketika melihat orang lain kedinginan, secara spontan kita akan langsung menggosok-gosok tubuh mereka dengan tujuan mentransfer rasa hangat. Namun, cara seperti ini sebetulnya kurang tepat karena berisiko membuat penderita mengalami henti jantung.
Cara yang sebaiknya dilakukan pada penderita Paradoxical Undressing adalah mengembalikan thermostat tubuh yang sempat mengalami gangguan dengan langkah seperti berikut:
1. Pindahkan penderita ke tempat yang kering dan cukup hangat,
2. Segera ganti pakaian mereka dengan pakaian yang kering dan sebelumnya tutupi tubuh mereka dengan selimut atau bisa juga menggunakan metode skin to skin,
3. Perhatikan pola napas mereka. Jika terhenti, segera lakukan CPR,
4. Ketika penderita sudah sadar, berikanlah air hangat dan tetap berikan kehangatan agar kondisi tubuh kembali seperti semula.
Jadi, seperti itulah penjelasan tentang Paradoxical Undressing berikut cara pencegahan dan penanganannya. Ingatlah Eigerian, sebelum mendaki, tetap perhatikan kesiapan fisik dan ilmu tentang berkegiatan di alam bebas, termasuk soal hipotermia dan Paradoxical Undressing, ya.
Baca Juga: Tekanan Udara di Gunung, Penyebab Pendaki Sulit Bernapas?
Persiapkan Kebutuhan Mendakimu Dengan EIGER
Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, persiapkan kebutuhan mendakimu sekarang. Dapatkan semua produk Mulai dari jaket, celana, sampai sepatu khusus pendakian.
Dapatkan perlengkapan pendakianmu dari kepala hingg ujung kaki di EIGER Adventure. EIGER Adventure brand penyedia kebutuhan luar ruangmu yang siap memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman dan aman. Belanja kebutuhanmu dimana saja lewat eigeradventure.com. Terpercaya dan pasti aman.