Pernah enggak, sih, kalian pengin lihat sunrise dari puncak, tapi belum punya niat dan keberanian buat naik gunung? Jangan khawatir! Kamu bisa coba datang ke tempat kemah yang terletak di dataran tinggi daerah sekitarmu. Di Jawa Barat sendiri, tepatnya di kabupaten Sumedang, ada tempat berkemah yang sering jadi destinasi untuk cari sunrise, loh. Nama tempatnya Samalengoh Camp.
Mengenal Samalengoh Camp
Samalengoh Camp berada di ketinggian 804 MDPL, cukup tinggi untuk bisa melihat pemandangan “ala” muncak. Samalengoh menyediakan tiga opsi pemandangan yang memanjakan mata pengunjung. Tiga pemandangan itu yakni gunung Tampomas, gunung Ciremai dan city light Sumedang.
Menurut berita kabupaten Sumedang, Samalengoh sendiri tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama di akhir pekan, loh. Kebanyakan pengunjung berasal dari Sumedang dan kota maupun kabupaten di sekitar Sumedang seperti Bandung dan Majalengka. Saat penulis berkemah di sana pun, sudah banyak yang memesan tempat dan memasang tenda sejak siang hari.
Sebagaimana persiapan berkemah pada umumnya, Eigerian perlu menyiapkan beberapa hal ini. Beberapa yang harus disiapkan adalah tenda, sleeping bag, matras, kompor, bahan makanan dan minuman, obat-obatan dan keperluan pribadi. Jika Eigerian memilih untuk tidak membawa sleeping bag, Eigerian bisa membawa selimut sebagai pengganti sleeping bag untuk melindungi Eigerian dari hawa dingin.
Jika Eigerian ingin lebih simpel, pengelola Samalengoh Camp juga menyediakan penyewaan tenda dan alat kemah lainnya. Tenda yang disediakan di Samalengoh Camp berkapasitas 4-5 orang dengan harga sewa Rp55.000 per-malam.
Selain sewa tenda, Samalengoh Camp juga menyediakan layanan Glamping dengan Cabin berkapasitas empat orang dengan beberapa fasilitas pendukung seperti tempat api unggun, matras, lampu & charger. Tentunya jika Eigerian memilih layanan Glamping ini, Eigerian juga mendapatkan fasilitas yang lebih baik dibandingkan camping secara mandiri.
Perjalanan menuju Samalengoh dari Bandung menghabiskan waktu kira-kira +- 1,5 jam menggunakan ruas tol Cisumdawu. Dari pintu keluar tol Sumedang, Eigerian akan melewati jalan dengan trek menanjak dan cukup jauh. Disarankan untuk membawa kendaraan pribadi agar tidak kesulitan dengan aksesnya yang cukup jauh dan tidak ada transportasi umum.
Fasilitas Samalengoh Camp
Selain penyewaan tenda dan glamping, Samalengoh memiliki beberapa fasilitas pendukung sebagai berikut:
- Tempat Parkir Luas
Samalengoh memiliki tempat parkir yang cukup luas dan dekat dengan titik kemah. Hal inilah yang jadi nilai tambah karena Eigerian tidak perlu berjalan jauh dari titik parkir ke tempat berkemah. Namun, Eigerian tetap perlu menyiapkan tenaga mengingat akses dari tempat parkir ke titik kemah cukup menanjak. - Sanitasi
Samalengoh memiliki dua area toilet yang berbeda. Area pertama yang dekat dengan tempat kemah umum yang menggunakan tenda, memiliki dua toilet. Satu toilet untuk laki-laki dan satu toilet untuk perempuan. Area kedua berada di dekat kawasan glamping dengan dua toilet dan dua kamar mandi. Sayangnya, jika Samalengoh sedang ramai, antrian di toilet area pertama akan jadi sangat panjang.
- Musala
Musala jadi salah satu fasilitas wajib bagi Eigerian muslim yang ingin eksplorasi tempat baru. Nah, Samalengoh sendiri memiliki musala kapasitas kecil yang cukup untuk salat dua saf di belakang imam. Musala ini juga didukung dengan tempat dua tempat wudu di sisi samping toilet. Penulis sangat menyarankan Eigerian yang muslim untuk menjaga wudhu di dua waktu salat agar tidak perlu bolak-balik ke toilet, mengingat aksesnya cukup jauh dari tempat camp dan lumayan menanjak.
- Spot Foto Instagramable
Selain fasilitas kemah, pengelola Samalengoh Camp juga menyediakan beberapa spot foto instagramable yang mendukung Eigerian untuk mengabadikan momen bersama keluarga maupun teman. Tempat-tempat tersebut juga memiliki view yang tak kalah apik saat sunrise.
Pemandangan Malam Samalengoh Camp
Saat malam tiba, Samalengoh menawarkan pemandangan yang tidak ditawarkan pemandangan kota. Yup, tidur beratapkan langit. Setelah isya, saat langit sudah semakin gelap, bintang-bintang mulai bermunculan. Stargazing jadi salah satu kegiatan menarik hanya dengan tidur di matras di luar tenda.
Semakin malam, pemandangan yang ditawarkan justru semakin bagus. Jika beruntung, Eigerian bisa melihat nebula dan bintang jatuh dengan mata telanjang.
Selain melihat bintang, Eigerian juga bisa mendapatkan pemandangan city light dan juga bulan yang letaknya tak terlalu tinggi dari posisi kemah.
Siap-siap Kejar Sunrise
Ini waktu yang tepat untuk bangun subuh. Soalnya, sunrise di Samalengoh memberikan pemandangan yang tak kalah hebat kalau dibandingkan dengan pemandangan di puncak gunung.
Kalau Eigerian tim tidak tidur sampai pagi, pastikan sebelum sunrise Eigerian sudah membasuh wajah. Eigerian bisa langsung ambil posisi di depan tenda, maupun di spot foto yang memang disediakan untuk duduk bersantai sambil menikmati sunrise.
Selain sunrise, saat matahari sudah cukup tinggi, mata juga akan dimanjakan oleh lautan awan pagi yang seolah menenggelamkan gunung ciremai di kejauhan.
Kalau ditanya gimana rasanya nge-camp di Samalengoh Camp? Eigerian harus cobain sendiri, deh.
Tentang Penulis:
Nur Fauzia Khasanah, seorang lead designer di perusahaan IT yang hobi menulis dan bercengkerama dengan alam. Ikuti sosial media pribadinya di Instagram @fkjournal
Tentang Program Tulisan Eigerian:
Cerita Eigerian adalah salah satu rubrik dalam program Tulisan Eigerian. Program Tulisan Eigerian adalah program yang membuka kesempatan bagi para penulis dan petualang untuk menjadi kontributor di Blog EIGER. Kontributor dapat berbagi karya, cerita, tips, ataupun review produk EIGER. Program ini terbuka untuk umum dan memiliki syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para kontributor. Yuk salurkan bakat dan bagikan semangat petualangan melalui tulisan-tulisan yang bermakna sekarang juga, ada reward bagi kontributor yang tulisannya ditayangkan! Cek syarat dan katentuannya untuk menjadi kontributor Blog EIGER di sini atau langsung kirim artikelmu melalui form ini.