Ramadan adalah masa saat umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa. Selain itu, pada bulan Ramadan, umat Muslim juga memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad.
Biasanya, puasa yang dijalankan oleh umat Muslim dilakukan selama 29 atau 30 hari. Untuk menjalankan masa Ramadan dibutuhkan sikap yang penuh ketabahan, antusias, dan rasa syukur.
Rasa syukur ini bisa diwujudkan dengan melakukan pendakian di bulan suci Ramadan. Lantas, apa saja menu pendakian gunung saat Ramadan?
Menu Pendakian Gunung saat Ramadan
Eiger Adventure Service Team (EAST) Manager dan pendaki senior Galih Donikara mengungkapkan bahwa menu pendakian gunung saat Ramadan bukanlah makna yang sebenarnya atau konotasi dari sebuah ungkapan.
Menu pendakian gunung pada masa Ramadan yang dimaksud oleh Galih Donikara adalah tentang persiapan pendakian gunung pada masa Ramadan.
Maka itu, akhirnya Galih Donikara menyebut masa persiapan ini dengan istilah Ramadan Venture. Persiapan pendakian gunung pada masa Ramadan menjadi hal yang sangat esensial bagi para pendaki.
Apalagi, masa Ramadan jatuh pada bulan April, bulan saat sejumlah gunung di Indonesia memulai masa pendakiannya.
Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pendaki yang menjalankan ibadah puasa dan memutuskan untuk mendaki gunung.
Kendati begitu, Galih Donikara menegaskan bahwa pendakian gunung pada masa Ramadan menjadi bentuk ibadah tersendiri. Bagai sebuah masjid, alam terbuka menjadi tempat ibadah tersendiri bagi pendaki Muslim yang menjalankan ibadah puasa.
Bagai umat Muslim yang menjadikan Mekah sebagai tanah suci, seorang pendaki gunung menjadikan puncak gunung sebagai puncak untuk menggapai keimanan seseorang saat menjelajahi ciptaan Tuhan YME.
Ramadan Venture bisa dilakukan untuk mewujudkan ibadah atau ziarah dengan cara melakukan pendakian ke gunung.
Dengan begitu, pendakian pada masa Ramadan adalah bentuk ziarah tersendiri bagi para pendaki.
Menu Pendakian saat Ramadan
Menu pendakian saat Ramadan berguna agar Eigerian bisa lebih siap untuk menjalankan puasa meski sedang musim pendaki atau musim berbagai gunung sudah membuka kesempatan bagi para pendaki untuk melakukan pendakian.
Berikut menu pendakian saat Ramadan:
1. Mental
Saat sedang melakukan pendakian di masa Ramadan, Galih Donikara mengungkapkan bahwa seorang pendaki harus mempersiapkan mentalnya.
Mental yang dimaksud adalah cara seorang pendaki untuk bisa memaksimalkan pendakiannya meski harus mengurangi aktivitas saat siang hari karena sedang berpuasa full selama 13 jam 16 menit.
2. Sikap
Menu pendakian ketika Ramadan tiba berikutnya adalah sikap. Berbicara tentang sikap, sikap yang dimaksud adalah sikap untuk melestarikan alam dan bersahabat dengan alam, salah satunya menjaga lingkungan.
Meski sedang berpuasa, seorang pendaki diminta untuk tetap menjaga lingkungan dan sadar penuh dengan isu keberlanjutan yang bisa menjaga lingkungan.
3. Spirit
Menu selanjutnya adalah spirit atau semangat dalam melakukan kegiatan outdoor. Meskipun sedang dalam masa puasa, seorang pendaki diajak untuk tetap menjaga spirit atau semangat dalam menjalankan kegiatan outdoor.
4. Fisik
Setiap pendaki yang sedang menjalankan puasa, tentu asupan cairan dan makanan mereka berkurang. Maka itu, fisik mereka tidak sekuat ketika tidak sedang berpuasa.
Tidak hanya itu, daya jelajah petualangan pun berkurang. Biasanya, sehari bisa melakukan pendakian selama beberapa jam. Namun, ketika berpuasa daya jelajah akan berkurang.
Tadabur Alam, Mewujudkan Rasa Syukur Terhadap Alam di Gunung
Mendaki gunung pada masa Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki. Lantas, apa yang membuat mereka tetap memilih untuk mendaki gunung pada masa puasa ini?
Menurut Galih Donikara, jumlah pendakian pada masa Ramadan dan di luar masa Ramadan berbeda. Jumlah pendakian pada masa puasa lebih sedikit dan lebih banyak dipenuhi oleh pendaki non-Islam atau mereka yang sedang tidak puasa.
Kendati demikian, pendaki Muslim yang tetap memilih untuk mendaki gunung pada masa puasa adalah mereka yang ingin menjalankan tadabur alam.
Tadabur alam merupakan wadah pembelajaran untuk lebih menganal Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan langit dan bumi beserta dengan isinya.
Tadabur berarti perjalanan yang biasanya dibarengi dengan kegiatan outbound untuk membentuk karakter dan proses berpikir agar menjadi manusia yang dewasa sekaligus berdaya guna.
Secara etimologi, tadabbur berasal dari bahasa Arab. Kata ini berasal dari kata dabbara yang berarti belakang.
Tadabbur itu sendiri bermakna, memikirkan, memperhatikan, dan merenungkan sesuatu di belakang.
Aktivitas ini dipercaya bisa membersihkan diri dan jiwa manusia dari berbagai energi negatif yang mungkin telah bersemayam di hati maupun pikiran manusia.
Tadabur alam juga aktivitas yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa (YME) terhadap alam yang telah diciptakan.
Tidak hanya di gunung, tadabur alam bisa dilakukan di alam terbuka lainnya. Alam terbuka itu, seperti hamparan sawah, gunung, atau gemuruhnya ombak di lautan.
Baca Juga: Kenapa Mendaki Harus Menggunakan Sepatu Gunung Khusus?
Eigerian, itulah Ramadan Venture, menu pendakian saat Ramadan. Untuk melihat berbagai koleksi mountaineering agar lebih siap dalam melakukan pendakian ketika Ramadan, yuk cek di eigeradventure.com!