Pahlawan identik dengan orang-orang yang berjuang dengan cara berperang melawan penjajah dalam membela negara. Pada kenyataannya, sosok pahlawan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan mountaineering (pendakian gunung). Dua dari sekian banyak sosok Eiger Friends ini merupakan yang berpengaruh dalam kegiatan alam bebas – khususnya mountaineering adalah Mamay S. Salim dan Djukardi “Bongkeng” Adriana.
Mamay S. Salim
Sosok kelahiran 27 Februari 1953, Mamay Sumarna Salim atau yang biasa disapa dengan Kang Mamay. Beliau adalah sosok Eiger Friends dengan segudang pengalaman di dunia kegiatan luar ruang alam bebas terutama dalam bidang panjat tebing. Hal inilah yang mengantarkan beliau menjadi salah satu sosok yang berperan penting dalam membangun EIGER Adventure bersama Ronny Lukito.
SOSOK INSPIRATIF
Beliau bercerita, di tahun 1988 Kang Mamay diminta oleh perwakilan Kedutaan Perancis. Saat itu beliau diminta untuk menjadi penerima tamu serta mendampingi rombongan pemanjat ternama dunia asal Perancis selama berkunjung ke Indonesia.
Dari kunjungan inilah, Kang Mamay menerima banyak pengetahuan baru terutama dalam penyusunan program latihan untuk panjat tebing. Pertemuan itu pula yang menginspirasi Kang Mamay untuk mengadakan kompetisi panjat tebing buatan di Bandung. Akhirnya, kompetisi tersebut menjadi yang pertama di Indonesia dan kemudian menginspirasi daerah lain untuk membuat kompetisi serupa.
Kompetisi panjat tebing pun menjadi marak di berbagai daerah. Namun, saat itu belum ada aturan baku mengenai penyelenggaraan. Di tahun 1992, Kang Mamay dikirim untuk kursus juri pertandingan panjat tebing tingkat Asia. Tidak tanggung-tanggung, beliau juga berkesempatan untuk magang di beberapa kejuaraan Asia.
“Dari situ saya belajar banyak dan setelah pulang ke Indonesia saya langsung mengadakan Kursus Nasional Juri dan Pembuat Jalur. Karena padatnya kompetisi di seluruh Indonesia, saat itu saya rasa harus diatur ada peraturan penyelenggaraan kompetisi agar mendapatkan rekomendasi dari Federasi Panjat Tebing Indonesia,” ujar Kang Mamay.
Kang Mamay yang kini menjabat sebagai Board of Expert untuk EIGER Adventure Service Team (EAST) berpesan kepada seluruh penggiat panjat tebing untuk, “pakai safety tools dan terapkan prosedur pemanjatan yang baik dan benar agar terhindar dari bahaya. Kalau masih belajar, carilah instruktur yang tepat agar mendapat panduan memanjat yang benar. Ingat, kegiatan panjat tebing adalah kegiatan yang berisiko tinggi. Bahaya selalu ada di setiap jengkal.”
Djukardi “Bongkeng” Adriana
Dikenal dengan panggilan ‘Kang Bongkeng’, sosok Eiger Friends kelahiran 1 September 1950 ini memulai kecintaannya terhadap kegiatan pendakian gunung di tahun 70-an.
Pengalaman yang beliau miliki di dunia mountaineering mengantarkan beliau bertemu dengan Kang Mamay. Pada akhirnya mereka bersama- sama mendirikan EIGER Adventure Service Team (EAST), sebagai upaya EIGER Adventure untuk turut serta memajukan kegiatan luar ruang alam bebas di Indonesia.
Pada sebuah kesempatan beliau bercerita salah satu pengalamannya, “tahun 1982, saya menjadi salah satu orang Indonesia pertama yang melakukan Ekspedisi Alpen. Saat itu saya mendaki Gunung Breithorn dan Monterosa (Swiss) serta Mont Blanc sebagai puncak tertinggi di jajaran pegunungan Alpen.”
Sosok Eiger Friends yang tahun ini memasuki usia 70 tahun, beliau kembali mendaki Gunung Ciremai 3.078 mdpl bersama Fiersa Besari dan tim Atap Negeri untuk mengecek protokol kesehatan dalam pendakian di era new normal.
Sama halnya dengan Kang Mamay, Kang Bongkeng menjabat sebagai Board of Expert untuk EAST. Beliau bertugas menjadi konsultan produk mountaineering. Tugasyang diemban seperti memberi masukan untuk pengembangan produk dan pembuatan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan saat berkegiatan di alam terbuka.
BEKALI DIRI DENGAN PENGETAHUAN
Kepada generasi muda beliau berpesan, “sebelum mulai berkegiatan di alam terbuka, bekali diri dengan pengetahuan tentang teknik hidup di alam terbuka agar dapat berkegiatan dengan aman dan nyaman sehingga terhindar dari bahaya yang mengancam. Jangan hanya mengikuti tren dan mendaki tanpa punya skill, khususnya skill dasar dalam berkegiatan di alam terbuka.”
Tidak dapat dipungkiri, kedua sosok Eiger Friends ini sangat berperan penting dalam perkembangan produk-produk EIGER khususnya pada kategori Mountaineering. Kepada kedua sosok ini, EIGER ingin berterima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapai dan kontribusi yang telah dilakukan untuk perkembangan mountaineering Indonesia.