Risiko bencana banjir sangat tinggi di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis dan alur sungai. Peristiwa alam yang dinamis serta curah hujan yang tinggi membuat permukaan air meluap dan tumpah melewati bibir sungai. Selain itu masih banyak sekali penyebab banjir di Indonesia. Ketika di musim penghujan resiko banjir pun semakin tinggi, jumlah jiwa yang terpapar risiko bencana banjir juga tersebar di beberapa pulau di Indonesia dengan jumlah melebihi 170 juta jiwa menurut data BNPB. Lewat artikel ini yuk Eigerian kita pelajari tanaman pencegah banjir yang bisa kamu tanam di rumah.
10 Tanaman Pencegah Banjir
Ada banyak daftar jenis tanaman-tanaman yang direkomendasikan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS) Surakarta untuk ditanam di daerah rawan longsor dan rawan banjir. Berbagai jenis tanaman ini sudah melalui uji lapangan yang dilakukan sejak 2008 di wilayah Banjarnegara. Apa saja tanaman pencegah banjir tersebut? Yuk simak selengkapnya disini.
1. Pohon Pilang
Pilang atau kabesak adalah sejenis pohon dari suku Fabaceae (polong-polongan) penghuni savana dan hutan musim di daerah kering. Bertajuk menyerupai payung, pohon dengan kulit batang berwarna putih kekuningan ini sering tampak menyolok di tengah-tengah semak dan padang rumput. Sebutan lainnya di antaranya: opilan, pèlang dan kabesa Pepagan (kulit batang) pilang menghasilkan bahan penyamak (tanin) yang pada masa lalu banyak digunakan dalam industri pengolahan kulit hewan (terutama sapi dan kerbau). Kulit batang pilang mengandung tanin 11–20% (rata-rata 15%); kadar ini lebih tinggi pada pohon yang tua. Tanin dari pilang memberikan warna merah terang yang indah
2. Pohon Buah Sukun
Buah Sukun atau Artocarpus altilis adalah nama sejenis pohon yang berbuah. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai “buah roti”Sukun menyukai iklim tropis: suhu panas (20–40˚C), banyak hujan (2000–3000 mm pertahun) dan lembap (lengas nisbi 70–90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl., meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl.
3. Pohon Bambu Jadi Tanaman Pencegah Banjir
Tanaman pencegah banjir selanjutnya ada Pohon Bambu. Tahukah kamu nama latin dari tanamanan ini adalah Bambuseae ini memiliki keunggulan dalam menjaga ekosistem air. Ia bisa berperan jadi sistem hidrologis sebagai pengikat tanah dan air. Bambu memiliki kekuatan untuk mengikat tanah, terutama pada daerah-daerah lereng. Kemampuannya itu dapat meminimalkan erosi, sedimentasi, dan longsor serta banjir.
Tanaman beruas ini juga bisa jadi gudang penyimpan air dan karbon. Di Tiongkok dan India bambu telah dijadikan sebagai tanaman konservasi air dan tanah. Keunggulan dalam menyerap air dan sebagai penyimpan air tanaman ini tidak perlu diragukan. Karena serumpun bambu mampu menahan air hingga 500 liter.
4. Pohon Aren
Arenga Pinnata merupakan nama latin dari aren. Tanaman bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 20 meter. Pohon ini bisa jadi penyimpan cadangan air. Bukan hanya itu, aren atau enau juga mampu memproduksi air, yakni air nira atau tuak. Dari air yang diproduksinya itulah—terciptalah gula merah (gula aren). Pohon aren dapat tumbuh pada ketinggian 500- 800 mdpl. Akar serabut yang dimilikinya dapat menahan erosi tanah dan mengikat air, khususnya air hujan sehingga bisa mencegah terjadinya banjir.
5. Pohon Beringin
Dengan kemampuan tumbuh hingga 30 meter. Tanaman bernama latin Ficus benyaamia L ini biasa dijadikan sebagai tanaman peneduh di perkotaan. Tidak hanya jadi peneduh, tanaman berdaun hijau mengkilat ini dapat pula menghilangkan racun di udara. Fungsi lain dari beringin, bisa jadi pelindung mata air. Ia memiliki kemampuan mengendalikan penguapan dan menyimpan air dengan baik. Pohon beringin dapat pula mencegah erosi, longsor, dan banjir karena akarnya cukup kuat untuk mencengkeram tanah dan menyerap air.
6. Pohon Trembesi
Trembesi adalah tanaman yang banyak di tanam di pinggir jalan. Ia merupakan tanaman yang dapat tumbuh besar. Tingginya bisa mencapai 20 meter lebih. Karena sering meneteskan air dari cabangnya, maka pohon bernama latin Samanea saman biasa disebut Ki Hujan. Air yang diteteskan dari cabang-cabangnya itu bukan karena kebetulan. Itu disebabkan oleh kemampuan pohon ini menyerap air yang baik. Usianya yang bisa mencapai puluhan tahun, menjadikan pohon ini solusi bijak sebagai pencegah banjir dan penyimpan air alami.
7. Pohon Randu
Pohon randu dikenal pula dengan nama kapuk randu. Ia berasal dari daratan, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Batangnya cukup besar dan bisa tumbuh hingga ketinggian 30 meter. Tanaman ini memiliki keunggulan dalam hal mencegah erosi, khususnya di daerah lereng gunung. Selain itu, juga mampu menyimpan cadangan air. Pohon ini cocok ditanam sebagai tanaman konservasi dan rehabilitasi.
8. Kepuh Jadi Salah Satu Tanaman Pencegah Banjir
Pohon kepuh adalah pohon sejuta manfaat, mulai dari kulit hingga bijinya. Pohonnya bernama latin Sterculia foetida L ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30 hingga 40 meter. Pohon ini memiliki manfaat luar biasa sebagai penahan air. Bagian atas hingga akarnya yang berukuran besar berfungsi mengatur siklus hidrologi. Ia mampu menahan air tanah dalam kapasitas yang terbilang besar, sehingga bisa dijadikan sebagai pohon pencegah banjir dan penyimpan air.
Baca Juga: 7 Tanaman Rumah Penghasil Oksigen, Bikin Ruangan Anti Pengap
9. Pohon Gayam
Pohon bernama latin Sterculia foetida L ini bisa tumbuh hingga 20 meter. Ia bisa jadi peneduh pekerangan rumah karena berdaun lebat dan berbunga yang harum. Gayam sendiri bisa jadi simbol rasa tenang dan tenteram. Apalagi pohon ini digunakan sebagai pohon penahan air.
Air terkesan jinak kepadanya, tidak heran jika dengan mudah air di sekitar pohon ini. Ia dapat mendekatkan air ke permukaan, dan juga menyimpan cadangan air.
10. Pohon Bendo
Artocarpus elasticus adalah nama latin dari tanaman bendo atau benda. Pohon ini masih berkerabat dengan pohon cempedak, nangka, dan sukun. Ia banyak tumbuh di dataran rendah—bisa tumbuh tinggi menjulang mencapai 65 meter. Akarnya dapat mencengkeram tanah dengan baik. Jadi, bisa diandalkan untuk dan longsoran. Akarnya juga mampu menyerap air dari lapisan tanah yang terdalam. Karakteristiknya membuatnya bisa dijadikan tanaman konservasi air. Ia penting untuk alam.
Nah itu tadi tanaman pencegah banjir yang berguna saat musim hujan. Jika Eigerian belum bisa menanam tanaman, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan sekitar ya. Jangan membuang sampah sembarangan dan selalu bersihkan saluran pembuangan mu.
Dapatkan berbagai informasi menarik lainya tentang tips dan trik berkendara, mendaki sampai travelling, lewat blog resmi EIGER Adventure. Untuk kamu yang butuh berbagai keperluan untuk mendaki, berkendara atau travelling sehari-hari bisa belanja di website resmi EIGER Adventure.