HomeTips & TrickMountaineeringAltitude Sickness: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Altitude Sickness: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Altitude sickness adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menyesuaikan diri dengan kadar oksigen yang rendah di ketinggian tertentu. Kondisi ini biasanya dialami oleh pendaki gunung, atau siapa saja yang bergerak ke tempat dengan ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut.

Apakah kondisi ini berbahaya? Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mencegah dan menanganinya? Cari tahu lebih banyak seputar altitude sickness melalui ulasan di bawah ini, yuk!

Jenis-Jenis Altitude Sickness beserta Gejalanya

Altitude sickness dibagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan tingkat keparahan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Acute Mountain Sickness (AMS)

AMS merupakan bentuk altitude sickness yang paling umum dan ringan, di mana gejalanya biasanya menyerupai mabuk, seperti sakit kepala, mual, kelelahan, dan kesulitan tidur. AMS ini sering dialami oleh pendaki yang baru mencapai ketinggian tertentu.

2. High-Altitude Pulmonary Edema (HAPE)

HAPE merupakan kondisi serius yang terjadi ketika cairan menumpuk di paru-paru akibat tekanan tinggi di ketinggian. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk dengan dahak berbusa, kelelahan ekstrem, hingga nyeri dada. HAPE ini memerlukan penanganan medis segera karena dapat berakibat fatal.

3. High-Altitude Cerebral Edema (HACE)

HACE merupakan jenis altitude sickness yang paling parah, di mana cairan menumpuk di otak, hingga menyebabkan pembengkakan. Gejala HACE ini meliputi sakit kepala berat, kebingungan, kehilangan koordinasi, kesulitan berjalan, dan bahkan kehilangan kesadaran. HACE juga termasuk kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab Terjadinya Altitude Sickness

altitude sickness
Sumber: Eiger Adventure

Penyebab utama terjadinya altitude sickness adalah menurunnya kadar oksigen di ketinggian. Di tempat yang lebih tinggi, tekanan atmosfer berkurang, sehingga jumlah oksigen yang tersedia untuk tubuh juga lebih sedikit. Jika tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk beradaptasi dengan perubahan ini, maka gejala altitude sickness akan muncul.

Adaptasi terhadap ketinggian, yang dikenal sebagai aklimatisasi, memang membutuhkan waktu. Pada saat aklimatisasi, tubuh akan mencoba meningkatkan kadar oksigen dengan mempercepat laju pernapasan dan meningkatkan produksi sel darah merah. Jika proses ini terganggu, maka risiko altitude sickness meningkat.

Faktor Risiko Altitude Sickness

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami altitude sickness, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Kecepatan Asensi: Menaiki ketinggian yang terlalu cepat tanpa memberi tubuh waktu untuk beradaptasi adalah salah satu faktor utama.
  • Ketinggian yang Dicapai: Semakin tinggi seseorang naik, maka akan semakin besar risikonya. Ketinggian di atas 3.000 meter memiliki risiko yang lebih signifikan.
  • Kurangnya Pengalaman di Ketinggian: Seseorang yang belum pernah berada di tempat tinggi lebih rentan mengalami altitude sickness.
  • Kondisi Fisik: Meskipun kondisi fisik yang baik penting, namun hal ini tidak menjamin seseorang akan terhindar dari altitude sickness. Bahkan pendaki berpengalaman pun bisa terpengaruh.
  • Dehidrasi: Ini dapat memperburuk gejala altitude sickness karena memengaruhi kemampuan tubuh untuk beradaptasi.
  • Riwayat Medis: Riwayat altitude sickness sebelumnya atau memiliki gangguan paru-paru atau jantung juga dapat meningkatkan risiko.

Baca juga: Phobia Ketinggian: Kenali Penyebab dan Cara Efektif untuk Mengatasinya

Cara Mencegah dan Penanganan Altitude Sickness

altitude sickness
Sumber: Eiger Adventure

Pencegahan altitude sickness lebih mudah jika dibandingkan mengobatinya. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Naik Secara Perlahan: Hindari naik ke ketinggian lebih dari 500 meter per hari, terutama setelah mencapai 2.500 meter. Jika memungkinkan, Eigerian bisa meluangkan waktu untuk beristirahat setiap beberapa hari.
  2. Aklimatisasi: Berikan tubuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian sebelum melanjutkan pendakian.
  3. Hindari Alkohol dan Kafein: Ini sangat penting, karena alkohol dan kafein dapat memperburuk dehidrasi. Jadi, sehingga sebaiknya dihindari.
  4. Hidrasi yang Cukup: Minumlah banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Namun, hindari minuman manis atau berkarbonasi yang dapat memperburuk dehidrasi.
  5. Makan dengan Benar: Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dapat membantu tubuh menghasilkan energi secara lebih efisien di ketinggian.
  6. Gunakan Obat Jika Perlu: Obat seperti acetazolamide dapat digunakan untuk membantu tubuh beradaptasi dengan ketinggian. Namun, penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter.
  7. Kenali Gejala Dini: Jika merasakan gejala altitude sickness, segera hentikan aktivitas dan beristirahat. Jika gejala tidak membaik, pastikan untuk segera turun dari ketinggian.

Jika seseorang mengalami altitude sickness, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan kenaikan ke ketinggian yang lebih tinggi. Kemudian, beristirahat dan mengonsumsi cairan dapat membantu meredakan gejala ringan. Namun jika gejala memburuk atau menunjukkan tanda HAPE atau HACE, tindakan medis segera tentunya sangat diperlukan. Turun ke ketinggian yang lebih rendah juga menjadi langkah yang paling efektif untuk menyelamatkan nyawa.

Baca juga: Cara Mengatasi Takut Ketinggian Saat Rock Climbing Menurut Abex

Altitude sickness adalah salah satu risiko terbesar yang dapat mengancam keselamatan pendaki. Maka untuk meminimalkan risiko tersebut, penting bagi Eigerian untuk mempersiapkan diri dengan baik, termasuk menggunakan perlengkapan yang tepat dan menjaga kesehatan selama perjalanan.

EIGER, sebagai salah satu brand outdoor ternama, menyediakan berbagai produk berkualitas yang dirancang khusus untuk mendukung aktivitas di ketinggian. Mulai dari jaket tahan angin yang menjaga suhu tubuh tetap stabil, hingga botol air dengan teknologi khusus untuk memastikan pendaki tetap terhidrasi dengan baik. Dehidrasi adalah salah satu faktor pemicu altitude sickness, sehingga memastikan asupan cairan yang cukup menjadi langkah penting.

Kombinasi antara perencanaan yang matang, penggunaan produk berkualitas, dan kesadaran akan kondisi tubuh akan membantu meminimalkan risiko altitude sickness, sehingga perjalanan di ketinggian dapat dilakukan dengan aman dan nyaman. Ingat, keselamatan adalah kunci untuk menikmati petualangan dengan maksimal.

Yuk, segera dapatkan produk-produk terbaik dari EIGER melalui mobile apps EIGER Adventure. Jika belum punya aplikasinya, segera unduh di Play Store untuk pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS. Semua produk EIGER tersedia lengkap, ada banyak promo menarik, serta gratis ongkir ke seluruh wilayah Indonesia. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Daftar Menu Makanan dan Cara Tepat Mengolahnya Saat Mendaki
Syamsul Alam Habibie Sahabu on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru