Saat berada di alam liar dalam keadaan darurat, salah satu faktor penting untuk bertahan hidup adalah menemukan dan memurnikan air bersih. Mengingat air yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit serius, jadi penting untuk mengetahui berbagai cara untuk menjernihkan air.
Tubuh manusia membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik, sehingga kehilangan air dalam jumlah besar, terutama saat melakukan aktivitas fisik seperti mendaki atau berburu, bisa menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi yang tidak segera diatasi bisa berujung pada penurunan daya tahan tubuh dan fungsi vital. Eigerian tentu tidak ingin mengalami hal ini, bukan?
Di lingkungan alam, sumber air seperti sungai, danau, atau mata air seringkali tercemar oleh bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya. Jadi, cara menjernihkan air harus dikuasai supaya dapat memastikan air yang diminum aman dan bebas dari patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Cari tahu metode-metodenya, yuk!
Cara Menjernihkan Air di Alam Liar dengan Metode yang Tepat
Terdapat beberapa cara untuk menjernihkan air di alam liar yang dapat digunakan, sehingga Eigerian bisa mendapatkan air untuk diminum saat berada di lingkungan tanpa akses ke sumber air yang aman. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Metode Penyaringan Sederhana
Metode ini memanfaatkan kain atau bahan berpori untuk menyaring air. Kain tersebut berfungsi sebagai filter awal yang membantu menghilangkan partikel besar seperti lumpur, pasir, atau daun. Caranya cukup mudah, lipat kain beberapa kali untuk mempertebal lapisan, lalu letakkan kain di atas wadah penampung air. Tuang air kotor perlahan-lahan melalui kain, lalu biarkan partikel besar tertinggal di permukaan kain.
Walaupun metode ini relatif mudah ditemukan dan diterapkan, sayangnya ia tidak efektif dalam menyaring mikroorganisme atau zat kimia berbahaya. Air yang disaring masih memerlukan perlakuan lebih lanjut, misalnya perebusan atau penjernihan lainnya.
Metode sederhana lainnya adalah membuat filter air menggunakan botol plastik bekas (atau sejenisnya), arang aktif, pasir halus, kerikil, ijuk atau kapas, dan kain untuk lapisan dasar. Langkah-langkah pembuatan filter air sederhana adalah sebagai berikut:
- Potong bagian bawah botol plastik sebagai tempat masuknya air.
- Jika sudah, letakkan kain atau kapas di bagian dasar sebagai filter utama.
- Letakkan kerikil di atas kain, lalu tambahkan pasir.
- Lapisan berikutnya yaitu arang aktif, yang berfungsi untuk menyerap racun dan bahan kimia.
- Setelah itu, tambahkan lapisan pasir dan kerikil di atas arang untuk menyempurnakan filter.
Keuntungan dari metode ini adalah kemampuannya untuk menyaring partikel kecil, bahan organik, dan sebagian bakteri. Selain itu, arang juga efektif dalam menghilangkan bau dan rasa tidak sedap, serta beberapa racun. Namun, metode ini tidak sepenuhnya efektif dalam mengatasi mikroorganisme patogen. Proses ini memerlukan waktu dan bahan yang cukup untuk membuat filter. Setelah disaring, air tetap perlu direbus atau diolah lebih lanjut.Setelah itu, tambahkan lapisan pasir dan kerikil lagi di atas arang untuk melengkapi filter.
2. Metode Perebusan
Cara menjernihkan air di alam liar berikutnya adalah dengan metode perebusan menggunakan api unggun, lalu menggunakan wadah logam seperti panci kecil, teko, atau kaleng logam. Jika tidak ada, batu panas yang dimasukkan ke dalam wadah berisi air juga dapat digunakan untuk memanaskan air. Air perlu dididihkan selama minimal 1-3 menit, tetapi jika berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter, waktu perebusan bisa ditambah menjadi 3-5 menit karena titik didih air lebih rendah di dataran tinggi.
Perebusan merupakan metode yang paling efektif untuk membunuh bakteri, virus, dan parasit. Selain itu, alat dan bahan yang digunakan cukup sederhana, sehingga seringkali tersedia di alam liar. Namun, metode ini tidak dapat menghilangkan kontaminan kimia atau logam berat, dan juga memerlukan bahan bakar serta wadah yang tahan panas.
3. Metode Penjernihan Alami
Metode pemurnian air secara alami dapat memanfaatkan tumbuhan, seperti biji kelor, yang dikenal memiliki sifat koagulan yang membantu mengendapkan partikel kotor dalam air. Kulit pohon tertentu seperti kulit pohon bakau atau akasia, juga juga bisa digunakan untuk menurunkan kekeruhan air.
Cara penggunaan tumbuhan untuk menjernihkan air adalah sebagai berikut:
- Pertama, hancurkan biji kelor hingga halus.
- Lalu, campurkan biji tersebut ke dalam air kotor dan aduk secara perlahan.
- Biarkan selama 30 menit hingga partikel-partikel kotor mengendap di dasar wadah.
- Kemudian, saring air melalui kain untuk memisahkan endapan.
Keunggulan dari metode ini adalah sumber tumbuhan yang mudah ditemukan di berbagai daerah, serta dianggap sebagai metode yang alami dan ramah lingkungan. Tapi kekurangannya adalah tidak efektif melawan semua mikroorganisme, sehingga perlu metode tambahan seperti perebusan. Selain itu, jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai penjernih air juga tidak tersedia di semua lokasi alam.
3. Penjernihan dengan Sinar Matahari (Metode SODIS)
Metode SODIS (Solar Water Disinfection) memanfaatkan sinar ultraviolet dari matahari untuk membunuh mikroorganisme dalam air. Berikut adalah syarat dan durasi yang diperlukan untuk proses pemurnian menggunakan sinar matahari.
- Siapkan botol plastik bening yang bersih.
- Lalu, isi botol dengan air yang ingin dijernihkan, dan letakkan di bawah sinar matahari secara langsung.
- Air harus terpapar sinar matahari minimal selama 6 jam dalam kondisi cerah, atau lebih lama apabila cuaca mendung (hingga 2 hari).
Metode ini relatif mudah dilakukan, hanya perlu peralatan sederhana (botol dan sinar matahari) serta efektif dalam membunuh sebagian besar mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Tapi sayangnya, metode ini kurang efektif jika diterapkan pada air yang keruh. Selain itu, proses desinfeksi memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak dapat menghilangkan kontaminan kimia atau logam berat.
Baca juga: Begini 5 Cara Mencari Air Bersih untuk Diminum di Hutan
Tips Tambahan untuk Menjernihkan Air di Alam Liar
Selain menggunakan metode-metode penjernih air yang telah disebutkan di atas, ada beberapa tips tambahan untuk menjernihkan air di alam liar, yang bisa Eigerian praktikkan:
- Memilih sumber air yang tepat: Temukan air yang mengalir, seperti dari sungai kecil atau mata air, karena air yang mengalir cenderung lebih bersih daripada air yang tergenang. Sebaiknya hindari air di dekat area yang banyak aktivitas hewan, karena dapat terkontaminasi oleh kotoran hewan.
- Menggunakan kombinasi metode penjernihan untuk hasil maksimal: Saring terlebih dahulu menggunakan kain, kertas filter, atau alat penyaring sederhana untuk menghilangkan kotoran besar sebelum melakukan penjernihan lanjutan. Kemudian, rebus air selama 1-3 menit untuk membunuh bakteri, virus, dan parasit. Setelah itu, Eigerian bisa memanfaatkan tablet atau cairan kimia seperti klorin atau yodium untuk memastikan air benar-benar aman. Jika memungkinkan, gunakan filter air portabel atau penjernih UV untuk menghilangkan kontaminan yang tidak dapat disaring atau dibunuh oleh proses sebelumnya.
- Menyimpan air bersih dengan aman: Simpan air yang sudah dijernihkan dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat, serta hindari kontak dengan tangan yang kotor atau barang-barang yang terkontaminasi. Selain itu, gunakan botol atau kantong air khusus yang tahan bocor dan mudah dibawa.
Baca juga: Tips Memilih Hiking Survival Gear untuk Berbagai Medan
Kombinasi metode penjernihan dan penyimpanan yang tepat tentunya akan membantu memastikan air tetap aman dan bersih saat di alam liar. Eigerian bisa mengandalkan wadah minum seperti Hydracaulics 2L Reservoir S23 yang cocok menampung dan menyaring persediaan air bersih selama di alam liar.
Segera dapatkan produknya di EIGER Adventure Store (EAS) terdekat atau belanja lewat mobile apps EIGER Adventure yang lebih mudah dan praktis. Unduh aplikasinya di Play Store untuk pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS secara gratis, cek produk EIGER yang tersedia lengkap, dan jangan lupa manfaatkan promo menarik serta gratis ongkir ke seluruh wilayah Indonesia!