Halo Eigerian, tahukah kamu bagaimana ciri ciri kekurangan oksigen saat mendaki gunung? Sudahkah kamu mengetahui cara tepat untuk mengatasinya?
Meskipun termasuk aktivitas yang cukup melelahkan karena mengandalkan fisik dan sistem pernapasan yang baik, mendaki gunung adalah hal yang selalu bikin candu. Baik itu pendaki berpengalaman maupun pendaki pemula, ada banyak ilmu pendakian yang harus dipelajari dan persiapan yang harus dilakukan sebelum mendaki gunung.
Fakta yang harus Eigerian ketahui, saat mendaki gunung di ketinggian, terdapat kondisi di mana tubuh mungkin tidak mendapatkan cukup pasokan oksigen. Kekurangan oksigen ini dapat memicu penyakit ketinggian atau disebut dengan altitude sickness.Â
Dilansir dari laman National Health Study, altitude sickness umumnya dialami seseorang saat berada pada ketinggian 8.000 kaki (2.438 mdpl) ke atas. Mereka yang tidak terbiasa berada di ketinggian ini adalah yang paling rentan mengalami kekurangan oksigen. Ciri ciri kekurangan oksigen yang bisa dikenali meliputi sakit kepala dan insomnia.
Eigerian tidak boleh menganggap enteng permasalahan penyakit ketinggian ini karena bisa membahayakan keselamatan diri. Ayo simak pembahasan mengenai ciri ciri kekurangan oksigen saat mendaki gunung dan tips tepat untuk mengatasinya!
Ciri Ciri Kekurangan Oksigen saat Mendaki Gunung
Dilansir dari laman World Health Organization (WHO), dalam pedomannya, WHO tidak secara spesifik menjabarkan ciri ciri kekurangan oksigen saat pendakian. Namun, WHO mengimbau pentingnya menyadari dampak ketinggian terhadap tubuh manusia.
Saat mendaki di ketinggian, seseorang mungkin dapat mengalami kondisi yang disebut high-altitude hypoxia atau hypobaric hypoxia. Kondisi ini ditandai dengan kekurangan oksigen dalam tubuh akibat rendahnya kadar oksigen di ketinggian.
Simak beberapa ciri umum dan gejala yang berhubungan dengan kekurangan oksigen di ketinggian menurut WHO dan ahli kesehatan terpercaya:
- Hyperventilation: Ditandai dengan pernapasan yang lebih cepat dan dalam dalam upaya memasukkan lebih banyak oksigen ke paru-paru.
- Shortness of Breath (Sesak Nafas): Pendaki sering kali mengalami sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik cukup berat dan tanpa henti di gunung.
- Kelelahan: Kekurangan oksigen di gunung ditandai dengan munculnya rasa kelelahan.
- Sakit kepala: Gejala kekurangan oksigen paling umum saat berada di ketinggian.
- Mual dan muntah: Dalam kasus kekurangan oksigen yang parah, pendaki dapat mengalami mual dan muntah.
- Gangguan tidur: Sebagian besar pendaki mengalami kesulitan tidur di ketinggian yang mana dapat memperburuk gejala lainnya.
- Sianosis: Dalam kasus yang parah, perubahan warna kebiruan pada kulit, terutama pada bibir dan ujung jari, akibat terjadi kekurangan oksigen dalam darah.
- Kebingungan: Saat kadar oksigen semakin menurun, pendaki dapat mengalami kebingungan bahkan dalam hal mengambil keputusan.
- Acute Mountain Sickness (AMS): Kondisi umum yang dialami oleh pendaki di dataran gini dengan ditandai sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, pusing, dan sulit tidur. AMS biasanya terjadi dalam 24-48 jam pertama saat berada di ketinggian.
- Hypoxia: Kondisi di mana tubuh tidak menerima pasokan oksigen yang cukup, terutama saat melakukan aktivitas pendakian. Udara di gunung mengandung kadar oksigen yang lebih sedikit, sehingga menurunkan tingkat saturasi oksigen dalam darah.
- High-Altitude Cerebral Edema (HACE): Bentuk penyakit ketinggian tingkat parah yang terjadi jika AMS tidak segera ditangani dengan baik. Gejalanya termasuk kebingungan, kesulitan keseimbangan dan koordinasi, perubahan kondisi mental, dan bahkan hingga koma. Kondisi ini mengancam jiwa dan harus segera dibawa ke ketinggian yang lebih rendah untuk mendapatkan perawatan medis.
- High-Altitude Pulmonary Edema (HAPE): Penyakit serius akibat kekurangan kadar oksigen yang ditandai dengan menumpuknya cairan di paru-paru sehingga sulit bernapas. Gejalanya berupa sesak napas yang parah, batuk, dada terasa sesak, dan detak jantung cepat. Penderita HAPE harus segera dibawa turun dan mendapatkan pertolongan medis.
Tips Mencegah dan Mengatasi Kekurangan Oksigen saat Mendaki
Saat Eigerian atau salah satu dari temanmu mengalami salah satu atau beberapa gejala kadar oksigen dalam tubuh yang berkurang, segera lakukan langkah tepat untuk mengurangi risiko dari penyakit yang berhubungan dengan ketinggian.
- Pertama, penting untuk melakukan aklimatisasi dengan baik saat mendaki ke gunung agar tubuh dapat beradaptasi dengan naik perlahan secara bertahap ke ketinggian yang lebih tinggi.
- Hal yang tidak kalah pentingnya, pastikan selama pendakian tubuhmu tetap mendapatkan asupan hidrasi yang cukup. Selama pendakian, atur kecepatan diri dan hindari aktivitas berlebihan. Beristirahatlah bila perlu, terutama saat melalui tanjakan curam.
- Saat pendakian pastikan tubuh tetap hangat dengan berpakaian berlapis karena suhu dingin dapat memperburuk gejala altitude sickness.
- Istirahat dan tidur yang cukup untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan lebih baik.
- Untuk mencegah kondisi yang tidak diinginkan, sebelum pendakian persiapkan oksigen tambahan serta informasi terkait fasilitas medis terdekat yang dapat membantu saat kondisi darurat.
- Saat menyadari tubuh mengalami gejala dan ciri ciri kekurangan oksigen, segera turun ke ketinggian yang lebih rendah adalah keputusan penting untuk mencegah penyakit parah yang berhubungan dengan ketinggian.
- Persiapkan emergency plan dengan selalu mengutamakan keselamatan dan memantau kondisi diri dan rekan setim agar aktivitas pendakian tetap aman dan menyenangkan.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Kamu Lakukan Sebelum dan Setelah Mendaki Gunung
Itulah pembahasan mengenai gejala dan ciri ciri kekurangan oksigen saat mendaki gunung yang mana tingkat keparahan setiap orang dapat berbeda-beda. Apakah Eigerian punya rencana untuk mendaki gunung dalam waktu dekat ini bersama teman-temanmu? Jika iya, persiapkan tubuh supaya lebih sehat dengan olahraga rutin.
Untuk mencegah risiko terjadinya kekurangan oksigen di gunung, lebih baik disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan atau pendaki berpengalaman agar mendapat panduan pencegahan altitude sickness.
Aman Mendaki dengan Perlengkapan yang Mumpuni
Nah, setelah mengenali berbagai ciri ciri kekurangan oksigen dan tips tepat untuk mengatasinya, lakukan persiapan diri dari sekarang. Di samping rutin berolahraga, lakukan latihan atur napas, makan-makanan sehat, dan perbanyak minum air putih.
Persiapkan semua perlengkapan mendaki yang akan membantu aktivitas mendaki. Mulai dari celana, pakaian, sarung tangan, jaket yang menghangatkan, tas carrier, obat-obatan, hingga sepatu khusus untuk pendakian.
Dengan fisik yang kuat serta menggunakan perlengkapan pendakian yang lengkap dan menghangatkan tubuh, risiko mengalami altitude sickness akan menurun. List dan dapatkan semua perlengkapan Mountaineering yang akan kamu bawa untuk pendakian dari produk-produk Eiger Mountaineering.Â
Kamu bisa mendapatkan produk pendakian berkualitas terbaik dan original hanya di situs resmi Eiger Adventure Official dan Eiger Adventure Store terdekat di kotamu.
Berbelanja online secara mudah dari mana saja menggunakan banyak metode payment yang tersedia di Eiger Adventure Official. Nikmati promosi dan harga penawaran spesial sekaligus gratis ongkir untuk pengiriman seluruh wilayah Indonesia.Â