Indonesia menjadi salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove dengan luasan 20-25% dari ekosistem mangrove dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pentingnya peran hutan mangrove serta cara melestarikannya. Yuk, baca artikel ini sampai habis buat cari tau seperti apa menanam mangrove yang benar!
Mengapa Hutan Mangrove Penting Bagi Lingkungan?
Eigerian pasti sudah tahu bahwa hutan mangrove merupakan jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang di muara, rawa, atau pantai. Secara umum, pohon mangrove ini memiliki ukuran sekitar 9 meter dengan panjang daunnya sekitar 5 hingga 15 cm, sementara akarnya tumbuh sangat panjang ke dalam lumpur.
Mungkin banyak dari kita yang selama ini tahu manfaat hutan mangrove hanya sebagai pencegah abrasi di daerah pesisir. Padahal, hutan mangrove memberikan banyak manfaat tak hanya bagi lingkungan, tetapi juga flora, fauna, bahkan masyarakat di sekitarnya.
Hutan mangrove memberikan kontribusi yang besar dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Hutan mangrove diyakini mempunyai kapasitas penyerapan karbon 3-5 kali lebih baik (tergantung kerapatan, besaran pohon, dan lainnya) dibandingkan hutan tropis.
Tak hanya itu, hutan mangrove juga menjadi lahan yang ideal untuk berkembang biak bagi sebagian besar biota laut. Keberadaannya juga dapat menstabilkan keadaan air yang mereka tempati, di mana akarnya berfungsi sebagai penyaring nitrat dan fosfat sehingga membuat air jadi lebih bersih.
So, hutan mangrove harus dibudidayakan mengingat banyak manfaat yang dirasakan. Dengan melestarikan hutan mangrove artinya kita turut menjaga keseimbangan lingkungan. Berikut ini adalah 8 cara menanam mangrove!
Baca Juga: 10.000 Pohon Mangrove Subang Jadi Komitmen EIGER untuk Indonesia
8 Tips Menanam Mangrove
Maraknya kerusakan hutan mangrove akibat alih fungsi lahan atau hancurnya ekosistem dampak dari limbah sampah tentunya tidak bisa disepelekan. Kegiatan penanaman mangrove adalah solusi untuk menanggulangi ancaman tersebut.
Cara menanam mangrove mungkin sekilas terlihat mudah, tetapi nyatanya memerlukan perencanaan untuk mencapai hasil maksimal di lapangan. Berikut ini tipsnya!
1. Pemilihan lokasi lahan penanaman
Lokasi penanaman pohon mangrove dapat dilakukan dan dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa tujuan penanaman pohon mangrove di antaranya sebagai penahan sedimen, penguat pematang, penanaman tambak Silvofishery, pemulihan lahan hutan mangrove, atau sebagai rekonstruksi lahan untuk konservasi.
2. Pemetaan lahan untuk ditanam
Sebelum dilaksanakan penanaman mangrove, haruslah terlebih dahulu dilakukan pemetaan lahan dengan cara survey secara langsung melalui pengumpulan data berupa waktu pasang surut, jarak surut terendah, jenis sedimen, dan perizinan serta sosialisasi ke masyarakat sekitar.
Selain itu juga bisa dikombinasikan dengan pemetaan secara jauh melalui software seperti Google Map yang memungkinkan untuk melihat lokasi lahan dari atas dan memperkirakan luasnya.
Data yang diperoleh dari pemetaan tersebut akan mempermudah dalam menentukan pola tanam, jarak tanam, penempatan titik patok penanaman mangrove, serta pengelolaan penanaman benih pohon mangrove di lapangan nantinya.
3. Pola penanaman benih
Penanaman benih mangrove dapat dilakukan dengan pola penanaman tunggal dengan satu titik patok penanaman hanya diletakkan satu benih mangrove. Biasanya hal ini dilakukan untuk penanaman yang rapat.
Pola lainnya adalah pola penanaman bertumpuk dengan satu titik patok penanaman lebih dari satu benih mangrove yang ditanam. Hal ini biasanya dilakukan pada penanaman yang jarak tanamnya lebar sekitar 4 meter dengan tujuan konservasi atau restorasi lahan.
4. Pembuatan titik patok penanaman benih
Titik patok merupakan langkah yang sangat penting untuk dibuat karena akan memudahkan dan sebagai panduan bagi anggota atau peserta kegiatan nantinya untuk menanam benih dan benih juga akan tertata dengan rapi.
5. Penentuan jarak tanam
Jarak tanam dalam proses penanaman mangrove dapat dibedakan tergantung tujuan, di antaranya sebagai berikut:
- Sebagai penahan sedimen
Jarak tanam biasanya antara 50 cm hingga 1 m dengan kerapatan ini, maka pohon mangrove akan tumbuh berdempetan sehingga dapat mencegah abrasi dan menahan sedimen di lokasi tersebut. - Sebagai penguat pematang
Jarak tanam biasanya antara 50 cm hingga 1 m agar pohon mangrove yang tumbuh dapat menahan tanah pematang agar tidak mudah longsor atau terkikis air. - Sebagai tambak silvofishery
Jarak tanam biasanya antara 1 m hingga 2 m diatur sesuai dengan pola di dalam tambak agar tidak mengganggu proses pemanenan nantinya. - Sebagai rekonstruksi lahan mangrove
Jarak tanam dalam penanaman antar-titik tanam berjarak 2 m hingga 4 m. Jarak tanam ini dilakukan agar pohon mangrove dapat tumbuh dengan baik dan bertahan dalam waktu yang lama untuk kemudian menghasilkan benih lagi secara alami.
6. Penanganan benih sebelum ditanam
Sebelum melakukan penanaman di lokasi, benih harus disesuaikan dengan iklim, lingkungan, dan kondisi melalui cara menyiram atau merendam benih di perairan lokasi tempat penanaman nantinya. Tujuannya agar benih bisa beradaptasi dengan baik saat ditanam.
7. Teknik penanaman benih
Penanaman benih dilakukan dengan cara menggali lubang sedikit lebih lebar dari ukuran polybag benih dan kedalamannya dapat menutupi hingga batang benih setidaknya terbenam hingga 5 cm.
Untuk sedimen lumpur dan lumpur berpasir, sebaiknya plastik polybag benih harus dilepas agar akar dapat tumbuh dengan baik dan dapat beradaptasi dengan kondisi di alam. Selain itu, supaya pangkal batang serta akar tidak busuk karena terlalu lembap oleh air yang terperangkap dalam polybag.
Untuk sedimen pasir plastik polybag biasanya tidak dilepas karena sifat pasir yang poros dan agar akar masih lembap oleh air yang terperangkap dalam polybag.
Penanaman mangrove dikatakan berhasil apabila pohon mangrove menunjukkan daun-daun yang tampak hijau segar dan adanya pertumbuhan pucuk daun baru.
Sebaliknya, penanaman mangrove dikatakan gagal apabila mangrove yang ditanam mati, ditunjukkan oleh daun dan batang yang mengering, menguning, sebagian layu, dan tidak adanya pertumbuhan pucuk baru.
8. Manajemen dalam penanaman benih
Pengaturan sistem manajemen yang baik dapat mempermudah pekerjaan di lapangan dan mengoptimalkan waktu penanaman. Oleh karena itu, pengelolaan pada saat pelaksanaan kegiatan menanam mangrove dipisah menjadi kelompok.
Kelompok tersebut terdiri dari tim penanganan benih, tim penanda patok titik tanam, tim pembawa benih ke titik penanaman, tim penanam benih, dan tim evaluasi.
Berikan Manfaat untuk Lingkungan Bersama EIGER
Dengan banyaknya isu lingkungan belakangan ini, program penanaman dan budidaya mangrove terus digalakkan. Banyak yang berpendapat bahwa mangrove adalah tempat hidup banyak makhluk hidup.
So, ayo Eigerian tunjukkan aksi kecilmu untuk lindungi bumi. Salah satunya dengan andil dalam gerakan penanaman mangrove atau bergabung dengan komunitas mangrove. Kamu juga bisa ikut mendukung dan melestarikan keindahan mangrove dengan mengunjungi destinasi wisata mangrove yang ada di Indonesia, lho.
Baca Juga: Nikmati Keindahan Hutan Mangrove? Ini 8 Destinasi Wisatanya!
Jangan lupa juga lengkapi berbagai perlengkapan petualanganmu saat mengunjungi kawasan mangrove menggunakan EIGER. Jadikan petualanganmu lebih seru dan tentunya tetap aman dan nyaman dengan produk EIGER.
Kunjungi eigeradventure.com atau EIGER Adventure Store (EAS) terdekat yang ada di kotamu! Kamu juga bisa belanja melalui mobile apps EIGER Adventure, unduh aplikasinya di ponselmu sekarang, yuk!