Pernah dengar istilah jejak karbon? merupakan jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan atau aktivitas manusia pada kurun waktu tertentu. Jejak karbon yang kita hasilkan ini akan memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan kita di bumi. Seperti kekeringan dan berkurangnya sumber air bersih, timbul cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, hingga berbagai kerusakan alam lainnya.
Semakin tinggi karbon yang kita hasilkan, maka akan semakin tinggi pula dampak negatif yang diberikan terhadap bumi kita. Jejak carbon akan menyebabkan kenaikan suhu bumi yang sangat ekstrim yang dapat menimbulkan badai tropis atau siklon, serta berbagai bencana alam seperti banjir atau kekeringan. Kemudian, perubahan iklim yang disebabkan oleh jejak carbon juga akan menimbulkan perubahan produksi rantai makanan. Beberapa tanaman akan sulit untuk tumbuh dengan baik. Misalnya saja pada suatu daerah yang biasanya memproduksi beras, tetapi karena perubahan iklim semakin panas, daerah tersebut tidak bisa lagi memproduksi beras karena gagal panen.Â
Bahkan, jejak carbon juga berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, misalnya penyebaran penyakit menular seperti malaria. Sebab, semakin luasnya pergeseran wilayah tropis ke wilayah sub-tropis, maka berbagai penyakit tropis juga akan menyebar di berbagai daerah. Dampak lainnya adalah rusaknya ekosistem laut, di mana semakin banyak gas emisi yang diserapkan oleh laut, akan menyebabkan kadar asam semakin tinggi dan merusak berbagai ekosistem laut.Â
Yang lebih parah, kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh semakin tingginya jejak carbon akan mengakibatkan lapisan es di kutub semakin menipis. Hal ini akan menyebabkan ekosistem di kutub menjadi terganggu dan naiknya permukaan laut.
Apa Saja Penyebabnya?
Aktivitas manusia yang dapat menimbulkan jejak carbon di antaranya adalah penggunaan kendaraan, penggunaan energi listrik yang berlebihan, dan konsumsi makanan. Mari kita bahas satu per satu:
1. Penggunaan kendaraan
Kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin, solar, ataupun gas akan menghasilkan jejak carbon dari proses pembakaran bahan bakar tersebut. Bepergian menggunakan kendaraan pribadi, itu artinya kita berkontribusi untuk menghasilkan lebih banyak gas emisi. Apalagi jika kita terjebak kemacetan, di mana mesin kendaraan menjadi panas dan melepas gas emisi ke udara.Â
2. Penggunaan energi listrik dan air
Penggunaan energi listrik untuk keperluan sehari-hari seperti TV, AC, lampu, kulkas, mesin cuci, microwave, dan berbagai peralatan listrik lainnya dapat menghasilkan gas emisi yang berasal dari pembakaran bahan fosil pada pembangkit listrik. Begitu juga dengan penyalahgunaan air, dibutuhkan banyak energi untuk mengelola air bersih agar bisa digunakan kembali. Maka dari itu, kita tidak boleh membuang atau menyalahgunakan air bersih.
Baca juga: 5 Cara Mudah Menghemat Air untuk Kehidupan Sehari-hari
3. Konsumsi makanan
Makanan yang kita konsumsi juga menjadi salah satu sumber gas emisi, lho. Terutama jika makanan tersebut berpotensi menjadi gunungan sampah. Mulai dari ekstraksi bahan baku, proses produksi, distribusi, hingga barang-barang tersebut sampai di tangan kita. Misalnya kita suka makan daging sapi, yang dihasilkan sangat tinggi. Sebab, daging sapi merupakan salah satu penghasil gas emisi terbesar di dunia. Belum lagi jika dagingnya harus didatangkan dari luar negeri, seperti USA, Jepang, atau Australia.
Contoh lainnya, kilogram kopi yang berasal dari luar negeri juga menghasilkan sebesar 4.82 kilogram. Hal ini disebabkan oleh proses perkebunan, pengolahan, pengemasan, distribusi, hingga akhirnya kopi tersebut diseduh.
Bagaimana Cara Menguranginya ?
Jejak carbon tentu saja sangat berbahaya dan merusak bumi. Lantas, bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menguranginya? Salah satu cara yang bisa kita upayakan adalah merubah gaya hidup zero waste, yaitu:
- Kurangi konsumsi bahan makanan import, dan mulai gunakan makanan lokal.
- Bawa tas belanja sendiri ketika ingin berbelanja di pasar, supermarket, atau pusat perbelanjaan lainnya.
- Perbanyak makanan sayur dan buah-buahan.
- Mengurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon yang tinggi, misalnya daging atau kopi.
- Jangan menebang pohon sembarangan, dan mulai menanam pohon penghasil oksigen.
- Untuk perjalanan yang kurang dari 2 km, usahakan untuk tetap berjalan kaki atau naik sepeda saja.
- Pilihlah kendaraan bermotor yang hemat bahan bakar.
- Pilihlah jenis Bahan Bakar Minyak (BMM) yang sesuai dengan mesin kendaraan, agar lebih hemat energi dan emisi karbonnya dapat terkendali.
- Biasakan untuk hemat energi listrik, dengan cara mencabut arus listrik yang tidak terpakai. Dan gunakan peralatan elektronik yang hemat energi listrik
- Gunakan air bersih seefektif mungkin.
- Beli barang yang benar-benar dibutuhkan.
- Pisahkan sampah organik dan sampah anorganik.
- Membuat kompos dari sisa sampah agar tidak menumpuk di TPA.
Baca juga: Manfaat Penghijauan dan Cara Sederhana Memulainya
Perlu diingat, jejak karbon juga akan menyebabkan berkurangnya kadar air bersih di bumi. Jika air bersih sudah berkurang, lantas air seperti apa yang akan kita gunakan? Untuk itu, kita harus segera ambil bagian untuk menerapkan gaya hidup zero waste. Untuk mengurangi sampah plastik, kita perlu punya botol minum yang bisa digunakan berkali-kali. Dengan begitu, kita tidak perlu membeli minuman kemasan saat berada di luar rumah. Berbagai pilihan botol minum atau tumbler dari Eiger bisa jadi solusi. Langsung saja cek koleksi selengkapnya di website Eiger Adventure Official.