Nama Iwan Irawan mungkin masih terdengar asing bagi sebagian kalangan pegiat alam bebas. Namun, berbeda halnya bila menyebut Iwan Kwecheng atau Kang Kwecheng, sudah bisa dipastikan semua orang mengenalnya.
Pria asal Bandung ini telah memantapkan hatinya di dunia mountaineering sejak tahun 1995. Keberhasilannya berdiri di atas tujuh puncak tertinggi di tujuh benua membuatnya menyandang gelar “The Seven Summiters”, sebuah prestasi yang menjadi idaman para pendaki gunung.
Kali ini, kita bakal berkenalan lebih dekat lagi dengan Iwan Kwecheng, sekaligus intip apa saja produk EIGER favoritnya. Simak artikelnya sampai selesai, ya!
Filosofi Nama “Kwecheng” dan Gaya Rambutnya
Pria kelahiran 27 Juni 1972 ini mengaku mulai mengenal dunia outdoor sejak tahun 1992. Bergabung dengan organisasi pencinta alam menjadi langkah awal yang ia ambil untuk membekali diri dalam berkegiatan di alam bebas.
Ketika ditanya tentang panggilan “Kwecheng”, ia bercerita bahwa nama tersebut diberikan oleh seniornya saat pertama kali bergabung dengan organisasi pencinta alam. Kang Kwecheng, yang saat itu berpenampilan khas dengan rambut sepinggang, dianggap mirip dengan tokoh pendekar dalam serial laga tahun ‘50-an yang berjudul “Legenda Pendekar Pemanah Rajawali”.
Seiring waktu, nama panggilan ini pun semakin melekat, bahkan orang-orang lebih mengenal nama Kwecheng dibandingkan dengan nama aslinya.
Selain namanya, rambut panjang Kang Kwecheng juga menyimpan cerita tersendiri. Sebagai generasi yang tumbuh di era musik metal, ia merasa perlu memiliki identitas yang keren dan liar. Rambut yang dibiarkannya gondrong hingga pinggang ini ibarat simbol dari genre metal dan pendakian, di mana keduanya mencerminkan ketangguhan dan kebebasan berekspresi.
Sedikit cerita, pada tahun 1997, Kang Kwecheng tergabung dalam Ekspedisi Everest Indonesia. Sayangnya, saat itu ia gagal mencapai puncak. Ia tidak pernah berhenti berusaha untuk bisa kembali ke sana hingga rencana ekspedisi kedua di tahun 2002, meski urung dilaksanakan karena kurangnya perhatian dan dukungan dari organisasi.
Rasa kecewa yang ia alami saat itu membuatnya nekat mencukur habis rambutnya, hanya menyisakan satu kunciran. “Lalu muncul perasaan kecewa dan frustrasi. Akhirnya, saya cukur habis rambut saya, hanya tersisa kunciran ini. Ini menjadi simbol harapan bagi saya,” jelasnya.
Pengalaman Sebelum Mengenal Dunia Pendakian
Sebelum menggeluti dunia pendakian, Kang Kwecheng mengatakan bahwa masa mudanya penuh dengan cerita. Ia mengaku, setelah lulus SMA, ia menghadapi masa-masa yang cukup sulit.
Saat itu, ia merasa seperti orang yang tersesat dan kehilangan arah. Ia pun mengurungkan niat untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah, bahkan tidak tahu harus menyibukkan diri dengan kegiatan apa. Sampai akhirnya, pada tahun 1992, ia diperkenalkan dengan dunia petualangan.
Gunung Gede menjadi tujuan pendakian pertamanya. Namun, saat itu ia melakukan pendakian tanpa persiapan apa pun. Bahkan, ia mengaku saat itu tubuhnya sedang tidak fit, tak pernah olahraga, dan peralatan serta logistik yang dibawa pun sangat minim.
Meski hanya bermodalkan nekat, pendakian pertamanya ini berhasil ia tuntaskan hingga ke puncak. “Saya sangat bersyukur saat itu bisa sampai di puncak dan di sana saya merasakan sesuatu yang nggak bisa saya ungkapkan. Ada perasaan kagum dan bersyukur melihat bentangan alam yang sangat indah yang harus dicapai dengan susah payah. Kekaguman itu pun bikin semua rasa lelah hilang dan muncullah dorongan dari dalam hati kalau kegiatan ini ternyata menarik,” tambahnya.
Seiring waktu, Kang Kwecheng menyadari bahwa mendaki gunung memerlukan keterampilan. Ia kemudian memantapkan hati untuk bergabung dengan organisasi pencinta alam di Bandung pada tahun 1993.
“Saya menggelutinya dengan sungguh-sungguh dan menikmati semuanya. Ternyata, kesehatan fisik saya jadi lebih baik dan penyakit yang selama ini saya derita juga secara perlahan semakin membaik. Itulah yang buat saya jatuh cinta dengan dunia pendakian,” pungkasnya.
Baca Juga: Simak 7 Ekspedisi yang EIGER Lakukan dari Dulu Hingga Sekarang
Arti Ekspedisi Bagi Iwan Kwecheng
Saat menikmati kegiatan ini, Kang Kwecheng pun mulai memiliki mimpi. Ia bermimpi untuk melakukan ekspedisi ke salah satu puncak tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest. Baginya, ekspedisi telah menjadi ruang belajar untuk terus meningkatkan kualitas diri dan pengabdian.
“Semangat saja tidak cukup, dibutuhkan keteguhan hati dan cinta yang keras kepala untuk mewujudkan sebuah mimpi,” tambahnya.
Kisah Iwan Kwecheng Menggapai Puncak Tertinggi Dunia
Kegagalan dalam Ekspedisi Everest Indonesia 1997, tidak membuatnya menyerah dan berhenti berlatih. Setelah melatih ketahanan fisik, pengetahuan, dan mental selama dua tahun, Kang Kwecheng bersama timnya memulai ekspedisi tujuh puncak tertinggi di tujuh benua.
“Momen kegagalan saat ekspedisi tahun 1997 itu ternyata memberikan pengalaman yang sangat berharga. Saya jadi semakin terpacu untuk terus berlatih, bersungguh-sungguh, dan tetap konsisten untuk menjaga semangat ini karena nggak tahu kapan mimpi kita bisa terwujud,” serunya.
Baginya, diperlukan tekad yang kuat dan cinta yang mendalam agar mimpi bisa terwujud. Hampir setiap hari, ia mengisi waktunya dengan berlatih dan terus berlatih untuk meningkatkan kemampuan fisik, keterampilan, dan mental, hingga akhirnya mimpi untuk kembali ke Everest terwujud setelah 15 tahun, yaitu pada tahun 2012.
Berawal dari mimpi ke Everest inilah Kang Kwecheng mendapatkan bonus enam puncak tertinggi lainnya di tujuh benua dalam Ekspedisi World Seven Summits di tahun 2010-2012. Namun, perjalanan ini bukan akhir dari mimpinya, tetapi justru menjadi awal mimpinya untuk membuka ruang-ruang ekspedisi yang lain.
Mimpi-Mimpi yang Ingin Dicapai
Tergabung dengan sekolah dan organisasi panjat tebing kemudian mendekatkan Kang Kwecheng dengan Kang Mamay S. Salim. Di tahun 2016, Kang Kwecheng bergabung dengan EAST sebagai mountaineering advisor.
Ketika berbicara tentang mimpi, ternyata Kang Kwecheng juga punya mimpi lain yang selalu ingin ia wujudkan. Ialah untuk hidup bahagia bersama keluarga. Dan, mimpi bahagia bersama keluarga ini sebetulnya tidak perlu diperjuangkan sehingga mimpi ini menjadi tujuan yang harus dipahami dan direncanakan.
“Belum tentu bahagia itu jadi impian bagi orang lain. Tapi, buat saya ini patut diperjuangkan, termasuk ketika melihat anak-anak saya bahagia saat diperkenalkan dengan dunia outdoor, seperti panjat tebing. Kebahagiaan itu menjadi mimpi bagi saya,” tutupnya.
Baca Juga: Siapa Bongkeng? Simak Profilnya di Sini!
5 Produk EIGER Favorit Iwan Kwecheng
Salah satu topi andalan Kang Kwecheng karena menurutnya topi ini memiliki sirkulasi yang baik sehingga nyaman dipakai seharian. Topi Corredor terbuat dari bahan nylon 100% yang memiliki ventilasi dengan teknik laser cut di bagian samping. Dirancang dengan sweatband untuk melindungi mata dari keringat, topi ini juga dilengkapi dengan adjuster klip plastik untuk menyesuaikan topi dengan lingkar kepala.
Kemeja yang satu ini menyimpan banyak cerita bagi Kang Kwecheng dan menjadi andalannya ketika melakukan ekspedisi. Dirancang untuk mendukung penjelajahan para pegiat outdoor di area beriklim tropis, Ambition Tropic BLK Borneo F1 dilengkapi dengan sistem ventilasi punggung dan eyelet bordir di area ketiak untuk mengatasi gerah. Hadir dengan bahan polyviscose ripstop yang kuat, kemeja lengan panjang ini melindungi dari goresan saat berjalan melalui semak belukar.
Saat berkegiatan di outdoor, warmer jacket sering jadi andalan Kang Kwecheng. Intense Warmer Jacket hadir dengan bahan fleece yang lembut dan ringan untuk mendukung kegiatanmu. Eigerian bisa memakainya sebagai jaket regular maupun mid-layer.
Sepatu Harrier sering digunakan Kang Kwecheng untuk berlatih sebelum memulai pendakian. Menurut Kang Kwecheng, sepatu yang tepat untuk trail running adalah sepatu dengan daya cengkeram yang kuat. Harrier Shoes yang dirancang dengan konstruksi Flexeleton yang lebih fleksibel dan outsole Vibram, sehingga memiliki daya cengkeram dan traksi yang baik agar dapat bergerak secara aktif pada medan bebatuan atau permukaan tidak rata lainnya.
Excelsior 75+15L telah menjadi sahabat setia Kang Kwecheng ketika berkegiatan di outdoor, mulai dari Black Borneo Expedition, Ekspedisi 28 Gunung, dan lainnya. Carrier yang satu ini sejak awal didesain telah diposisikan sebagai salah satu lini produk unggulan Black Borneo Expedition. Excelsior 75+15L sangat cocok digunakan untuk pendakian panjang seperti ekspedisi dengan kapasitasnya yang besar dan ketahanannya dalam membawa beban.
Dokumentasi Rangkaian Ekspedisi Kang Iwan Kwecheng
Seperti apa keseruannya saat pertama kali mengenal dunia outdoor dan melakukan serangkaian ekspedisi bersama EIGER? Ayo, simak profil sekaligus dokumentasi perjalanan Kang Iwan Kwecheng selama ia menggeluti dunia outdoor di sini.Terus ikuti update berbagai kegiatan yang diadakan EAST hanya di Instagram @eiger.east dan jangan lupa juga untuk subscribe YouTube EIGER, ya Eigerian.