Tahukah kamu jika pada akhir tahun 2020 lalu Ikatan Motor Indonesia atau IMI telah menerbitkan panduan mengenai touring atau konvoi motor yang dianggap ideal? Panduan ini dirilis dalam bentuk buku dan video di kanal YouTube milik IMI, dan bisa dilihat oleh semua orang.
Memang, sifat dari beberapa poin yang disampaikan ini adalah panduan. Namun pertimbangannya sudah mencakup mengenai keselamatan berkendara, prosedur dan tata cara konvoi atau touring, hingga tetap menghormati hak orang lain di jalan raya.
Maka dari itu, beberapa poin yang penting disampaikan dalam uraian singkat di bawah ini. Kamu sebagai rider tentu wajib paham hal-hal esensial berikut ini.
1. Fase Persiapan Konvoi atau Touring
Panduan pertama yang diberikan adalah terkait dengan persiapan konvoi motor. Persiapan ini diawali dengan pengarahan yang dipimpin oleh ketua rombongan, dan wajib diikuti semua peserta yang turut dalam konvoi ini.
Absensi, pendataan, serta pengelompokan dilakukan di fase pertama ini. Arahan yang diberikan secara garis besar adalah terkait peraturan lalu lintas yang wajib ditaati, kemudian tata tertib yang wajib dijadikan pegangan utama, serta larangan-larangan yang juga harus diperhatikan.
Di sini juga disampaikan mengenai rute yang akan dilalui, perkiraan cuaca, titik-titik yang jadi tempat istirahat, serta tujuan akhir. Semua harus disampaikan agar setiap peserta rombongan tidak ada yang tertinggal atau melanggar peraturan lalu lintas dan aturan lain yang dapat membahayakan rombongan atau pengguna jalan.
Baca Juga : Pengertian Campervan hingga Rekomendasi Lokasinya di Jawa Barat
2. Formasi Berkendara, Dibagi atau Jadi Satu Rombongan?
Idealnya setiap konvoi motor yang berlangsung pasti diikuti banyak kendaraan. Maka IMI kemudian memberikan panduan untuk melakukan pembagian ketika jumlah lebih dari 20 peserta. Selain itu, rekan-rekan yang belum berpengalaman ditempatkan di posisi depan, dekat dengan leader dari masing-masing rombongan.
Tujuannya sederhana, agar arahan yang diberikan bisa langsung dicerna dan tidak tertinggal atau panik saat berkendara secara berkelompok.
3. Penggunaan Isyarat untuk Komunikasi
Sebenarnya kini komunikasi bisa dipermudah dengan menggunakan walkie-talkie atau perangkat sejenis. Namun secara mendasar, setiap peserta wajib pula memahami isyarat tangan yang disepakati. Isyarat ini diberikan dengan tangan kiri.
Isyarat tangan yang paling dasar antara lain kondisi jalan berlubang, menaikkan kecepatan, menurunkan kecepatan, persimpangan jalan, operasi lalu lintas oleh pihak kepolisian, pergantian formasi, berhenti atau menepi, dan sebagainya. Setiap komunitas biasanya memiliki kesepakatan pada isyarat tangan yang digunakan.
4. Perhatikan Perlengkapan Berkendara
Jelas, karena berkendara dalam kelompok yang cukup besar, resiko yang dimiliki juga akan meningkat. Maka ketika melakukan konvoi motor, kamu wajib benar memperhatikan perlengkapan yang digunakan agar dapat meningkatkan proteksi dan meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.
Mulai dari helm berstandar SNI, kemudian jaket touring yang sesuai dengan cuaca, kemudian pelindung bahu, siku, dan lutut, sepatu, sarung tangan, serta celana panjang. Semua gear ini bisa didapatkan di Eiger Adventure di laman produknya.
5. Tanda Memulai Perjalanan
Pimpinan konvoi akan memberikan tanda untuk memberi tahu bahwa perjalanan akan dimulai. Satu kali tanda berupa suara atau isyarat untuk bersiap, dua kali tanda atau suara untuk menyalakan mesin motor.
Setelah peserta di urutan paling belakang memberikan isyarat siap dan ditangkap oleh pimpinan, maka rombongan perlahan masuk badan jalan dengan kecepatan rendah dan berada di satu barisan lurus. Tujuannya agar tak mengganggu arus lalu lintas, dan tetap menjaga agar rombongan tak terpisah.
6. 2 Formasi Utama yang Digunakan
Pertama adalah formasi satu baris, yang digunakan saat memasuki badan jalan, menikung, menyusul, berkendara di area perkotaan, dan berhenti di pinggir jalan secara perlahan. Formasi ini ditujukan agar tak mengganggu lalu lintas, namun harus diwaspadai karena jarak pandang berkurang.
Kedua adalah formasi zigzag, yang digunakan di jalan yang lengang dan lebar. Selain bisa memberikan jarak pandang lebih jauh, formasi ini juga bisa memberikan resiko lebih rendah terhadap terjadinya kecelakaan beruntun.
Pimpinan konvoi motor atau leader tiap grup harus bijak dalam mengarahkan formasi.
7. Manuver Dasar yang Wajib Dipahami
Dalam konvoi motor ini hal yang wajib diperhatikan adalah manuver berkendara. Pertama ada cara menyusul atau menyalip, kemudian cara menepi di bahu jalan, serta cara menyusul rombongan ketika terputus oleh lampu lalu lintas atau hal lain.
Saat menyusul, harus dilakukan satu per satu, sesuai arah yang ditunjukkan oleh leader setiap kelompok. Kemudian saat berbelok, membentuk satu baris atau formasi lurus mengikuti marka. Saat tertinggal atau terputus dari rombongan, berikan tanda klakson sehingga rombongan yang berada di depan bisa memperlambat atau berhenti untuk menunggu.
Saat berhenti atau menepi, harus dilakukan perlahan dan kompak untuk semua peserta dalam baris lurus. Kurangi kecepatan perlahan, dan menepi dengan memberikan tanda lampu sein.
8. Aturan Konvoi Motor Saat Berhenti
Sedikit disinggung dan wajib kamu pahami, ketika berhenti harus sesuai dengan tanda dari leader tiap kelompok atau pemimpin konvoi. Perlahan menepi dan saat sudah berhenti nyalakan lampu hazard. Pastikan rombongan tidak mengganggu lalu lintas yang ada saat berhenti atau memadati badan jalan.
Baca Juga : Persiapan Latihan Fisik sebelum Touring, Ini yang Harus Dilakukan
Sebenarnya panduan konvoi motor yang diberikan IMI ini cukup relevan dan mudah dipahami. Hanya saja, yang wajib dipastikan adalah semua anggota rombongan paham benar semua isyarat yang diberikan leader atau pimpinan konvoi.
Dalam melakukan konvoi motor ini, sangat dianjurkan menggunakan perlengkapan yang berkualitas. Eiger Adventure, akan jadi partner terbaik untuk urusan ini. Peralatan berstandar jelas, dengan opsi dan varian yang beragam, memungkinkan kamu bisa touring dengan stylish namun tetap terlindung.
