Jelang tahun baru, tentu saja kita berharap di tahun depan kehidupan akan berjalan dengan lebih baik. Ada satu hal yang selayaknya kita perhatikan lho, yaitu cara menyusun resolusi tahun baru. Resolusi tersebut akan memudahkan kita dalam mencapai tujuan yang diinginkan di tahun berikutnya. Supaya lebih mudah membuat resolusi di tahun ini, mari kita simak sejumlah langkah yang bisa kita terapkan untuk mewujudkannya!
Langkah yang paling pertama adalah berkaca pada resolusi tahun sebelumnya. Evaluasi dan tanyakan pada diri sendiri, seberapa besar capaian atas resolusi yang telah kita susun sejak awal tahun. Kemudian dari evaluasi capaian resolusi tahun lalu, kini saatnya melangkah lebih maju dalam menyusun resolusi tahun baru. Berkaca dari hal yang diraih tahun sebelumnya, kita perlu membuat target resolusi tahun baru seringkas dan serealistis mungkin. Dikutip dari New York Times, salah satu metode yang bisa kita andalkan sebagai landasan menyusun resolusi tahun baru adalah SMART. SMART adalah singkatan dari specific (bersifat khusus dan tidak terlalu umum), measurable (terukur), achievable (logis untuk dicapai), relevant (sesuai dengan kondisi diri kita), serta time-bound (punya jangka waktu tertentu).
Semangat dan Komitmen Adalah Kunci!
Resolusi tahun baru seringkali hanya menjadi rencana semata atau bahkan gagal total akibat semangat yang kendor di awal tahun. Maka dari itu, menjaga semangat dan komitmen yang mantap merupakan sebuah cara menyusun resolusi tahun baru yang terpenting. Kita pasti akan menemui hambatan dalam proses pencapaian resolusi tahun baru. Mulai dari rasa malas, godaan dan gangguan dari pihak luar, atau minimnya dukungan dari orang-orang terdekat. Namun, selalu ingat bahwa akan ada dampak baik yang akan kita dapatkan jika berhasil merealisasikan resolusi ini. Tentu saja hal ini akan membuat kita tetap semangat untuk melaluinya.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Menyusun Resolusi Tahun Baru
Agar resolusi tahun baru tidak gagal lagi, pastikan kita tidak melakukan kesalahan seperti berikut ini.
1. Kurang Spesifik dalam Memasang Target
Sebagian dari kita selama ini mungkin mudah sekali menyebutkan berbagai macam resolusi tahun baru. Mulai dari ingin lebih sehat, lebih hemat, bahkan ingin membeli mobil, rumah, dan lain sebagainya. Resolusi semacam ini kurang spesifik, dan berujung tidak dapat direalisasikan. Kok bisa? Pasalnya, menulis keinginan saja tanpa dibarengi dengan strategi dan cara untuk mewujudkan, itu hanya khayalan belaka. Untuk itu, biasakan menyusun resolusi lengkap dengan strategi dan cara untuk mencapainya. Semakin spesifik target kita, maka tentu saja akan semakin baik. Dengan strategi yang tersusun secara baik dan spesifik, dibarengi dengan aksi nyata dan konsisten, maka resolusi kita akan terwujud dengan lebih mudah.
2. Tidak Ada Deadline yang Jelas
Kalau sudah memasang target, lalu menyusun strategi dan cara yang spesifik, jangan sampai terlewat untuk menentukan deadline. Pasalnya, memasang target tanpa deadline yang jelas sama saja tidak ada artinya. Yang ada, target yang sudah kita pasang hanya akan kita pandangi saja tanpa kita merasa terpanggil untuk mewujudkannya. Maka dari itu, kita perlu membuat sebuah timeline khusus, kapan kita akan mulai menjalankannya, berapa frekuensinya, dan kapan batas akhir kita harus melakukannya.
3. Kurang Realistis dalam Memasang Target
Bersemangat saat menyusun resolusi tahun baru memang baik, tapi kita harus selalu ingat bahwa memasang target atau resolusi harus yang realistis. Realistis artinya bahwa resolusi tahun baru itu memiliki kemungkinan besar untuk kita capai dengan segala daya upaya, juga bisa dicapai dengan proses yang bertahap. Selain itu, pastikan pula bahwa resolusi kita memiliki ukuran yang jelas. Sebagai contoh, kita memiliki target ingin menjadi lebih hemat. Target itu akan lebih baik jika kita membuatnya lebih spesifik, yaitu lebih hemat dengan target mengumpulkan tabungan di akhir tahun dengan jumlah nominal tertentu. Misalnya sebesar Rp30 juta terkumpul dalam waktu setahun, maka untuk mencapainya kita harus menyisihkan penghasilan minimal Rp2,5 juta setiap bulan.
4. Menyimpan Resolusi Seorang Diri
Perlu diketahui, bahwa kebanyakan orang yang gagal mewujudkan resolusi tahun baru salah satunya adalah karena mereka memilih menyimpan sendiri target-target mereka. Sebaiknya, berbagilah kepada pasangan, keluarga, atau sahabat tentang isi resolusi tahun baru. Hal ini penting, karena mereka bisa menjadi pengingat atau pemacu semangat di kala kita mulai kehilangan semangat mengejar resolusi tersebut. Berbagi juga bisa lewat media sosial, misalnya membuat hashtag agar semangat kita tetap terjaga. Buatlah hashtag sekreatif mungkin, dan dapat kita tambahkan pada setiap unggahan di media sosial.
5. Salah dalam Berhemat
Biasanya, saat sudah berencana untuk menabung untuk mewujudkan resolusi, tetapi seringkali malah berhemat dengan cara yang salah. Misalnya kita berhenti melakukan pengeluaran untuk asuransi kesehatan, yang ujung-ujungnya jika kamu sakit malah mengeluarkan uang yang lebih banyak. Atau kita tidak memperbaiki kendaraan yang mulai rusak karena ingin berhemat, tetapi pada akhirnya kendaraan kita malah akan semakin rusak, dan biaya reparasi menjadi jauh lebih mahal.
Baca juga: Tips Cerdas Berbelanja dan Mendapatkan Promo Saat Harbolnas
Agar semakin termotivasi dalam mewujudkan resolusi yang telah disusun, tidak ada salahnya jika kita memberi penghargaan pada diri sendiri alias self reward. Bentuknya tinggal disesuaikan dengan hal-hal yang kita sukai. Misalnya, kita menyukai kegiatan mountaineering. Nah, kita bisa membeli sebuah peralatan atau perlengkapan mountaineering yang kita butuhkan saat kita berhasil mencapai suatu resolusi. Hal ini bertujuan agar kita terus terpacu dalam mewujudkan resolusi tahun baru.
Baca juga: 7 Manfaat Menulis bagi Kesehatan Mental yang Jarang Diketahui
Jangan lewatkan promo menarik dari Eiger, ya! Kapan lagi bisa dapatkan produk terbaik dan berkualitas dengan harga miring? Langsung cek koleksi terbaru Eiger di sini.
