Siapa Mamay S. Salim? Mamay adalah seorang Climbing Expert & EIGER Technical Advisor yang telah berkecimpung di dunia panjat tebing selama 46 tahun.
Kerap disapa Kang Mamay, baginya memanjat bisa memberikan solusi dalam kehidupan. Pasalnya dengan memanjat, banyak nilai kehidupan yang bisa diambil.
Mulai dari cara memegang, menginjak, hingga menjaga keseimbangan. Hal-hal itulah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehingga bisa bermakna bagi diri sendiri.
Kapan Mamay S. Salim Mulai Tertarik dengan Panjat Tebing?
Jauh sebelum memanjat tebing, Kang Mamay melakukan Kang Mamay pada saat itu melakukan kegiatan memanjat hanya sebatas untuk menyalurkan hobinya. Ketertarikannya dalam dunia panjat tebing, dimulai pada tahun 1974.
Saat itu, ia menonton film The EIGER Sanction yang rilis di Bandung. Rilisnya film ini, membuat seluruh pendaki gunung dan pencinta alam di Bandung ikut menonton.
Dari film itu, Kang Mamay mulai mempelajari cara mendaki gunung di Eropa mesti membawa alat, palu, pasak, karabiner, dan sebagainya. Ia pun mencari tahu lebih dalam tentang panjat tebing dengan membaca buku berjudul From Hill Walking to Alpine Climbing oleh Alan Blackshaw yang hingga kini masih dibaca olehnya.
Kemudian pada tahun 1979, Kang Mamay mulai mempraktikannya. Dari praktik yang dilakukan, ia baru menyadari kalau teknik-teknik panjat tebing yang ia pelajari sebelumnya, tidak tepat.
Hingga akhirnya, Kang Mamay bertemu dengan Harry Suliztiarto, pendiri Sekolah Panjat Tebing Skygers. Ia bertemu dengan pria yang kerap disapa Cak Har itu pada tahun 1980 ketika sedang mengikuti Gladian Nasional Pecinta Alam di Pantai Krakal, Yogyakarta.
Bersama Cak Har, Kang Mamay mulai belajar seputar panjat tebing selama sembilan bulan lamanya, tepatnya pada 19 Mei 1982.
Baca juga: Simak 7 Ekspedisi yang EIGER Lakukan dari Dulu Hingga Sekarang
Di mana Ekspedisi Pertama Panjat Tebing yang Dilakukan oleh Mamay S. Salim?
Kang Mamay pertama kali melakukan ekspedisi panjat tebing di Maribaya, Lembang. Ia melakukan ekspedisi itu bersama teman-temannya di Skygers.
Ekspedisi itu dilakukan dilatarbelakangi karena sebagai angkatan Skygers pertama, ia mesti melakukan ekspedisi panjat tebing. Sayangnya kala itu, Kang Mamay mengalami kecelakaan yang fatal.
Dinding Maribaya yang panjangnya sekitar 90 meter yang ia panjat, tiba-tiba puncak bebatuannya rontok. Lantas, rontokan batuan dari puncak Maribaya menimpa kepala salah satu teman Kang Mamay hingga cedera yang cukup parah.
Sementara Kang Mamay mengalami benturan batuan di lututnya. Usai kejadian itu, ia tetap memanjat, berlatih, dan tetap menjadi pengajar di Skygers.
Kapan Mamay S. Salim Melakukan Ekspedisi ke Gunung Eiger?
Kang Mamay pertama kali melakukan ekspedisi ke Gunung Eiger, Swiss pada tahun 1985. Tidak mudah, saat mendaki ke gunung dengan ketinggian 3.967 mdpl ini karena Kang Mamay dan timnya menghadapi rintangan yang cukup menantang.
Salah satu rintangan yang mesti dia hadapi, yaitu terkena longsoran salju (avalanche) yang berjatuhan selama kurang lebih 17 kali. Entah seberapa kuat avalanche yang menimpa tapi dampaknya sungguh merugikan, salah satunya kompor dan makanan yang dibawa semuanya habis.
Mirisnya lagi saat pulang ke tanah air, Kang Mamay justru merasa sangat malu karena menerima cacian dari semua media. Mendapatkan kritikan, makian, dan cacian itu lantas membuat Kang Mamay dan timnya menyadari kalau mereka tidak layak mendapatkan itu semua.
Baca juga: Apa itu Slackline? Ketahui Asal Mula Kegiatannya!
Lalu, mereka pun memutuskan untuk kembali mendaki ke Gunung Eiger dengan catatan sudah melakukan latihan lebih sungguh-sungguh. Latihan yang ia lakukan, yaitu memanjat air terjun.
Apa Latihan yang Dilakukan untuk Ekspedisi Gunung Eiger?
Bukan tanpa alasan, latihan memanjat air terjun dilakukan karena karakteristik Gunung Eiger yang dindingnya sering basah karena tetesan air saat musim peralihan antara musim dingin dan musim panas.
Agar latihan semakin optimal, Kang Mamay dan timnya mencari tahu air terjun mana yang paling tinggi di Indonesia. Pilihan jatuh pada Air Terjun Sigura-gura, Porsea, Sumatera Utara tepatnya di Sungai Asahan dengan ketinggian sekitar 932 m.
Selain medan yang dihadapi, Kang Mamay juga mencari tahu makanan yang bisa dibawa untuk melakukan ekspedisi ke Gunung Eiger. Pasalnya, saat ekspedisi ke Gunung Eiger tidak bisa membawa nasi.
Nasi akan membuat ekspedisi semakin kompleks untuk dilakukan. Mereka perlu berhitung dengan bahan bakar dan durasi waktu. Lantas, dicarikan suatu komposisi sendiri tapi kalorinya memenuhi kebutuhan.
Akhirnya dicarikan komposisi yang mudah didapat di supermarket dan itu dilakukan di Gunung Eiger. Sayangnya dua hari sebelum keberangkatan, Kang Mamay masuk ke rumah sakit sehingga yang ikut adalah teman-temannya saja.
Mereka berhasil membuat lintasan Indonesian Road di dinding utara Gunung Eiger. Kang Mamay mengungkapkan bahwa dirinya pernah membawa sepeda ke satu pendakian di Kilimanjaro, Tanzania.
Oleh karena permintaan sponsor, ia harus membawa sepeda dan harus difoto di puncak Kilimanjaro. Kendati begitu sebenarnya, mendaki ke Gunung Kilimanjaro tidak boleh membawa sepeda.
Lantas, Kang Mamay dan temannya menyiasati naik Gunung Kilimanjaro melalui satu dinding es yang bernama Bridge Wall yang tingginya sekitar 80 meter. Dari pengalamannya itu, ia berhasil sampai ke puncak tertinggi di Afrika dengan bersepeda di puncak Gunung Kilimanjaro.
Dari kisah hidupnya ini, Kang Mamay memberikan pesan kepada penonton kalau “Menjalani kehidupan jangan alakadarnya, dalam prosesnya kita harus punya jati diri. Oke?”
Tonton Selengkapnya di YouTube EIGER Adventure dan Dapatkan Koleksi EIGER Mamay Series!
Agar bisa lebih mengenal siapa Mamay S, Salim, kamu bisa menonton selengkapnya di YouTube EIGER Adventure berikut ini, Eigerian! Nggak hanya itu, EIGER juga punya koleksi Mamay Series, loh.
Koleksi ini, terdiri dari Bandana Mamay Series, D. Poly Mix Terpaulin M, D.MT EIGER Route M. Series, Rockmaster 30 Backpack, dan Rockmaster Rucksack. Produk-produk ini bisa kamu beli di eigeradventure.com atau EIGER Adventure Store terdekat di kotamu! Gratis ongkir, produk original, pembayaran dengan banyak metode, dan punya harga terbaik.