Perkembangan teknologi telah mengubah cara kerja generasi millennials. Jika dulu bekerja dipersepsikan sebagai menyelesaikan tugas di kantor selama 8 jam, kini dengan bantuan teknologi, para millennials punya lebih banyak waktu untuk bekerja secara fleksibel. Lantas, bagaimana cara millennials mencapai work life balance?
Mengingat fleksibilitas jam kerja terkadang malah membuat para millennials bekerja lebih keras demi mendapatkan hasil yang maksimal. Tak jarang, hal itu justru berakibat pada semakin mudahnya terserang penyakit, kurangnya waktu untuk keluarga, bahkan uang yang dihasilkan habis begitu saja demi meredam stres yang dirasakan.
Apa itu Work Life Balance?
Work life balance adalah suatu keadaan di mana kita dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab pekerjaan, kehidupan keluarga, dan juga tanggung jawab lainnya. Sederhananya, ini adalah suatu kondisi di mana kita sebagai pekerja bisa mengatur waktu dan energi yang seimbang antara pekerjaan, kebutuhan pribadi, rekreasi, dan kehidupan berkeluarga.
Dengan tercapainya work life balance, kita bisa lebih produktif dan mengeksplorasi hobi atau kemampuan di luar pekerjaan. Tentunya hal ini akan membuat kita lebih bahagia dalam menjalani pekerjaan. Bagi generasi millennials, work life balance berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi gaya hidup melalui pekerjaan yang dilakukan. Kemudian, pemenuhan gaya hidup mempengaruhi tingkat kebahagiaan mereka. Itulah sebabnya para millennials akan mencari karier yang dapat memenuhi gaya hidupnya.
Tips Mencapai Work Life Balance
Work life balance atau bekerja secara seimbang bagi millennials harus dijadikan prioritas. Kalau kita ingin pekerjaan dan hidup bisa seimbang, berikut ini ada beberapa tips yang perlu dilakukan.
1. Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan sangat penting bagi kita yang berniat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Sudah banyak gaya hidup sehat yang dikampanyekan oleh para generasi millennials. Di antaranya adalah memenuhi gizi dengan makanan sehat, olahraga secara rutin, dan menjaga pola tidur.
Tidur adalah sesuatu yang dibutuhkan semua orang. Konsekuensi dari tidak cukup tidur di malam hari adalah konsentrasi dan fokus kita menjadi berkurang pada saat jam kerja. Jadi, yang menjadi salah satu penentu produktivitas kita adalah jam tidur yang cukup. Jika kita tidak menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama, maka ada kemungkinan tubuh kita akan terserang penyakit saat pekerjaan kita masih banyak dan mendekati deadline.
Baca juga: Langkah Awal Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
2. Menyusun to-do list
Jangan sampai kita hanya sibuk melakukan banyak hal dalam sehari tanpa mendapatkan hasil apapun. Untuk membuat pekerjaan dan aktivitas secara lebih efektif, kita bisa menuliskan hal apa saja yang akan kita lakukan untuk hari esok sebelum tidur. Biasakan menulis daftar kegiatan untuk memastikan agar tidak lupa tugas mana yang harus dikerjakan.
Tetapkan tenggat waktu untuk seluruh tugas tersebut, lalu periksa secara berkala apakah tugas tersebut masih masuk akal untuk dikerjakan sesuai dengan kemampuan atau tidak. Jika tidak, maka kita perlu mengevaluasi kembali apakah tugas tersebut perlu dihapus dari daftar yang telah kita buat.
Jika kita ingin menjadi pekerja yang produktif, penting untuk memiliki target baik secara pribadi maupun profesional. Untuk mengetahui pencapaian kita, tanyakan pada diri sendiri beberapa hal berikut:
- Mana saja tugas yang tidak bisa diselesaikan?
- Mana saja tugas yang bisa diselesaikan dengan baik?
- Apa saja tujuan utama kita di tempat kerja dan di dalam keluarga?
Dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, maka kita bisa membuat penyesuaian dan memutuskan tugas mana saja yang bisa dijadikan target dan mana yang tidak.
3. Membuat jadwal dan menentukan skala prioritas
Pekerjaan yang fleksibel memungkinkan kita bekerja tanpa aturan yang pasti. Tapi, kita tidak bisa sembarangan menyelesaikan pekerjaan. Kita harus punya jadwal khusus apa saja yang harus dilakukan pada waktu tertentu, dan tentu saja diurutkan berdasarkan prioritas. Gunanya, agar kita tidak bekerja berlebihan dan punya waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas lain.
4. Bersosialisasi dan menjalin pertemanan
Pertemanan bisa menciptakan keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan tempat kerja, serta meningkatkan keharmonisan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa obrolan ringan dengan rekan kerja dapat menghasilkan peningkatan produktivitas secara signifikan. Jadi, penting bagi kita untuk menyisihkan waktu dan mengobrol ringan dengan rekan kerja. Bersosialisasi juga dapat membantu kita dalam memperluas jaringan untuk menemukan solusi dari masalah-masalah tertentu yang mungkin terjadi.
Baca juga: Jangan Stres, Ini Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi
5. Luangkan waktu untuk me time
Sesekali jalan-jalan sendiri atau meluangkan waktu untuk melakukan hobi juga perlu. Kita bisa meluangkan waktu untuk me time agar tubuh dan pikiran tetap berjalan selaras. Ketika me time, kita bisa menghabiskan waktu untuk menonton film, membaca buku, atau melakukan hobi lainnya.
Jika kita benar-benar mencintai dan peduli pada diri kita sendiri, maka kita akan meluangkan waktu untuk merawat kesehatan fisik dan mental kita. Dengan menyegarkan diri, maka rasa cinta pada diri sendiri akan lebih kuat, dan kita akan lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup yang lebih besar.
Mencapai kondisi work lifebalance tentu menjadi cita-cita bagi kita semua, bukan? Mencapai work life balance adalah hal penting demi hidup yang lebih berkualitas. Kalau Eigerian, lebih suka me time dengan kegiatan apa?
Kalau Eigerian tertarik melakukan kegiatan outdoor seperti cycling, riding, hingga mountaineering, jangan lupa lengkapi perlengkapanmu dengan produk-produk terbaik Eiger. Selain berkualitas, produk-produk Eiger memiliki desain menarik yang bisa bikin penampilanmu makin trendi.