HomeTips & TrickGreen & Healthy9 Cara Mengurangi Food Waste yang Wajib Dipraktikkan

9 Cara Mengurangi Food Waste yang Wajib Dipraktikkan

Sesekali, kita pasti pernah tidak menghabiskan makanan, lalu membuangnya. Nah, sisa makanan yang kita buang tersebut merupakan food waste yang jika terus dilakukan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Lantas, bagaimana cara mengurangi food waste yang dapat kita lakukan? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini, yuk

Food waste atau sampah makanan merujuk pada makanan siap konsumsi dan memenuhi gizi seimbang yang terbuang begitu saja. Sayangnya, sampah makanan hingga kini menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia. Bahkan, berdasarkan data pengolahan sampah pada tahun 2017-2018 dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di beberapa regional seperti Jawa, sampah makanan mendominasi komposisi keseluruhan jenis sampah sebesar 46,75% lho

Bagaimana jika food waste jumlahnya semakin banyak dan tidak mengalami pengelolaan dengan baik? Food waste yang mengalami penimbunan terlalu lama akan menghasilkan gas metana (CH4), di mana dalam prosesnya gas metana akan mempercepat pengurangan lapisan ozon bumi kita, dan tanpa disadari ini berdampak pada penipisan lapisan ozon, padahal kita tau bahwa lapisan ozon melindungi kita dari sinar ultraviolet. Maka, cara mengurangi food waste paling sederhana yang dapat dilakukan adalah melalui meja makan kita sendiri atau dapur kita.

Baca Juga : Cara Praktis Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste

Apa Saja Dampak Food Waste? 

cara mengurangi food waste
Sumber: Freepik

Berdasarkan penelitian yang diadakan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017 lalu, Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbanyak di dunia, yaitu sekitar 300 kg setiap individu. Sangat miris! Sampah makanan terjadi pada tingkat distribusi hingga konsumsi. Pada tingkat distribusi, sampah makanan berasal dari pasar tradisional atau supermarket, seperti produk makanan yang sudah expired. Sedangkan pada tingkat konsumsi, sampah makanan berasal dari sisa potongan sayur atau buah, serta kebiasaan tidak menghabiskan makanan.

Terkadang, kita tidak menyadari bahwa sampah makanan paling banyak bukan berasal dari restoran, pasar tradisional, atau supermarket, tetapi berasal dari rumah tangga. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan dan perilaku kita masing-masing, seperti:

  • Tidak menghabiskan makanan.
  • Makan tidak sesuai dengan porsi makanan.
  • Membeli atau memasak makanan yang tidak disukai. 
  • Gaya hidup dan rasa gengsi jika menghabiskan makanan di depan orang banyak. 

Sampah makanan sangat berbahaya bagi lingkungan. Adapun dampak sampah makanan bagi lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Sampah makanan menghasilkan gas metana

Sampah makanan akan menumpuk dan tertimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Ketika makanan mulai membusuk dan terdegradasi, maka gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. Gas metana ini adalah salah satu gas rumah kaca yang turut berdampak pada pemanasan global. 

2. Bencana ledakan sampah

Akumulasi sampah dan gas metana pada TPA juga akan memicu terjadinya bencana ledakan sampah. Hal ini juga dapat menyebabkan longsor yang tentunya bisa memakan korban jiwa. 

3. Terjadinya air lindi

Air lindi asalnya adalah dari air hujan. Ketika ada tumpukan sampah, maka air hujan akan merembes ke dalam tumpukan sampah dan menghasilkan air lindi. Air lindi sangat berbahaya dan beracun, sebab mengandung unsur logam berat, seperti timbal, besi, dan tembaga. Jika tidak diolah dengan baik, maka air lindi akan meresap ke tanah dan mencemari air minum. 

4. Mengurangi keberagaman makhluk hidup

Secara tidak langsung, sampah makanan juga dapat merusak ekosistem. Jika air lindi masuk ke aliran sungai, maka hal ini akan merusak ekosistem sungai.

5. Membuang-buang air

Produksi makanan membutuhkan air, sehingga membuang-buang makanan berarti juga turut membuang-buang air yang diinvestasikan dalam produksi makanan, mulai dari hewan hingga agrikultur untuk bercocok tanam. Membuang 1 kg daging sama dengan membuang 50.000 liter air yang digunakan dalam produksi daging. Diketahui juga bahwa 70% air di dunia digunakan dalam agrikultur untuk bercocok tanam, lho

6. Membuang-buang minyak bumi

Selain air, proses produksi makanan juga melibatkan banyak sekali komponen yang mungkin tidak kita sadari. Contohnya ketika bertani, proses membajak sawah menggunakan traktor yang memerlukan bahan bakar minyak bumi di mana hal ini bisa diasumsikan bahwa ketika kita membuang makanan, berarti kita juga turut menyia-nyiakan minyak bumi yang digunakan dalam proses tersebut. 

7. Menyia-nyiakan tanah

Jika pengelolaan sampah masih buruk dan sampah tetap dibuang ke TPA, maka lama-kelamaan sampah akan menumpuk dan tentunya memerlukan lahan tambahan sebagai tempat pembuangan sampah. 

Baca juga: Sampah Plastik Bisa Merusak Kelestarian Alam! Yuk, Bijak Mengelolanya

9 Cara Mengurangi Food Waste

cara mengurangi food waste

Food waste dapat diartikan sebagai makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia, namun dibuang tanpa alasan atau makanan tersebut telah kedaluwarsa. Lalu, bagaimana cara mengurangi food waste yang paling tepat? Simak cara-cara mengurangi food waste berikut ini:

1. Belanja dengan cerdas

Sebelum berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya kita cek terlebih dahulu apa saja bahan makanan yang kita punya di rumah, dan hanya beli bahan yang kita butuhkan saja. Jangan kalap belanja! Jadi, merencanakan terlebih dahulu sebelum membeli adalah sebuah keharusan.

2. Cek tanggal kadaluarsa

Sangat penting untuk mengecek tanggal kadaluarsa sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Jangan sampai kita membeli produk yang sudah kadaluwarsa.

3. Beli produk “jelek”

Tidak semua buah ataupun sayur yang tidak terlihat bagus, tandanya tidak enak untuk dimakan. Buah atau sayur yang terlihat “jelek” masih memiliki rasa yang enak! Jika kita memasak pada hari itu juga atau langsung memasaknya setelah membeli, maka kita bisa memilih buah atau sayur yang sudah terlihat matang atau “jelek”.

4. Siapkan meal preparation

Meal preparation ini mampu mengurangi waktu persiapan memasak, terutama untuk orang yang sibuk. Dengan meal prep, bisa dengan mudah dan menghemat waktu memasak, karena sebelumnya telah disiapkan.

5. Kurangi porsi makan

Buatlah porsi makanan yang lebih kecil di rumah atau restoran, dan bagi dengan orang lain jika mengonsumsi makanan dengan yang porsi besar.

6. Simpan sisa makanan

Kita mungkin pernah makan lalu tidak bisa menghabiskannya karena kekenyangan. Jangan buang terlebih dahulu makanannya! Tapi, simpan makanan yang tidak kita habiskan, untuk dikonsumsi lagi nantinya. Kita bisa menyimpannya di wadah kontainer transparan. 

7. Kelola tempat penyimpanan makanan

Kita juga bisa melakukan metode FIFO (First In First Out). Artinya, makanan yang dibeli terlebih dahulu, harus dimanfaatkan terlebih dahulu dibandingkan dengan makanan yang baru. Misalnya, menaruh buah atau sayur yang baru dibeli di belakang buah atau sayur yang sudah dibeli beberapa hari sebelumnya.

8. Membuat kaldu sayur

Jika kita punya sisa-sisa sayur atau sayur yang sudah hampir layu, maka kita bisa membuatnya menjadi kaldu sayur. Membuat kaldu sayur ini bisa menghemat tiga hal yaitu membuang sayuran yang sudah layu, hemat uang untuk membeli kaldu, dan mereduksi kemasan-kemasan yang tidak perlu. 

9. Membuat kompos sisa makanan

Cara mengurangi food waste selanjutnya adalah membuat kompos sisa makanan menjadi pupuk organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Ada banyak cara atau metode kompos yang bisa dilakukan, baik secara aerob dan anaerob. Pada umumnya, kompos menghasilkan dua jenis pupuk, yaitu pupuk padat dan pupuk cair.

Inilah alasan kenapa kita perlu membuat kompos di rumah

Melalui sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya @zerowasteadventure, Siska Nirmala membagikan beberapa alasan kenapa kita perlu membuat kompos di rumah.

  • Pertama, dengan membuat kompos kita akan memahami siklus alam secara lebih dekat. Dari sisa potongan sayur yang utuh, akan diurai kembali menjadi zat hara bagi tanah dan nutrisi tanaman. 
  • Asalan yang kedua, karena membuat kompos akan mengurangi jejak karbon. Sebab, membuang sisa organik ke TPA belum tentu akan dikelola dengan baik, karena sisa organik tercampur dengan material lainnya.
  • Membuat kompos di rumah tidak akan melepaskan gas metan, tidak seperti jika sisa organik dibuang ke TPA. Sisa organik yang tercampur dengan material lain yang menumpuk di TPA tidak bisa terproses oleh alam dengan baik.
  • Mengelola sisa organik di rumah lebih hemat dari berbagai sisi. Misalnya dalam skala kecil, membuat kompos di rumah akan mengurangi beban angkut sampah. Selain itu, hasil kompos juga bisa berguna untuk penyubur tanaman.

Ada berbagai alasan baik untuk kita membuat kompos di rumah sebagai salah satu upaya untuk mengurangi food waste. Yuk, hilangkan keraguan untuk memulai!

Baca juga: Menerapkan Prinsip Reduce, Ini 9 Cara Melakukannya

Selain mempraktikkan cara mengurangi food waste seperti yang telah disebutkan di atas, kita juga perlu membiasakan diri untuk menggunakan produk-produk ramah lingkungan. Dengan produk ramah lingkungan, berarti kita turut serta melestarikan sumber daya alam. Yuk, dapatkan berbagai produk ramah lingkungan di website Eiger Adventure Official.

Produk Eiger Adventure dikenal dengan bahan ramah lingkungan, dengan semangat terhadap keberlanjutan dan sustainability. Produk daur ulang seperti eco savior carrier, tote bag, tas selempang kini bisa kita temukan di Eiger Adventure Official. Yuk, tetap fashionable dengan produk sustainable!

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Daftar Menu Makanan dan Cara Tepat Mengolahnya Saat Mendaki
Syamsul Alam Habibie Sahabu on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru