Dalam kegiatan outdoor seperti panjat tebing, carabiner memiliki berbagai jenis dan fungsi. Berikut penjelasannya!
Jika Eigerian menyukai kegiatan outdoor dan petualangan, maka pasti sudah tak asing lagi dengan alat yang satu ini.
Union International des Associations d’Alpinisme (UIAA) menetapkan carabiner sebagai “connectors” atau penyambung, baik penyambung antara pengaman dengan tali utama maupun penyambung ke harness.
Alat ini ditemukan pada tahun 1910 oleh pasukan pemadam kebakaran Jerman pasca Perang Dunia I.
Carabiner mulai diproduksi masal seiring dengan perubahan gaya hidup bangsa Eropa yang mengisi waktu luangnya dengan berkegiatan di alam, seperti kemah, naik gunung atau panjat tebing.
Carabiner dimiliki oleh sebagian besar pecinta kegiatan outdoor. Pasalnya, benda kecil yang satu ini memiliki berbagai kegunaan.
Secara umum, carabiner berfungsi sebagai pengait. Baik itu pengait antar-tali, pengait flysheet, pengait tali tenda, dan sebagainya.
Carabiner biasanya juga digunakan dalam berbagai kegiatan outdoor seperti panjat tebing, rappelling, susur goa, pendakian gunung, hingga penyelamatan vertikal (vertical rescue).
Lantas, apa saja jenis dan fungsi carabiner dalam kegiatan outdoor?
Baca Juga: 5 Cara Membuat Simpul Mati yang Bikin Tenda Kokoh
Penjelasan Fungsi Carabiner
Carabiner merupakan sebuah alat berbentuk loop logam yang digunakan sebagai bagian dari perlengkapan keamanan, khususnya sebagai pengait tali.
Umumnya, carabiner digunakan dalam kegiatan di alam bebas, seperti panjat tebing, susur goa, atau kegiatan lain yang membutuhkan rappeling atau panjat tali.
Secara umum, carabiner berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan dua benda.
Misalnya, menghubungkan dua tali, menghubungkan flysheet dengan pasak, dan menghubungkan perlengkapan lainnya.
Carabiner juga berfungsi untuk mengunci posisi benda yang dikaitkan semaksimal mungkin. Dengan begitu, benda tersebut tidak akan berpindah atau bergeser.
Carabiner banyak digunakan dalam kegiatan luar ruangan karena fungsinya sebagai alat pengaman.
Carabiner dapat dikaitkan ke tali karmantel, harness, anchor, atau ke carabiner lain sebagai pengait dan alat keamanan.
Selain itu, carabiner juga banyak digunakan dalam kegiatan panjat tebing untuk menghubungkan ke alat pemanjatan lainnya.
Oleh sebab itu, carabiner menggunakan material yang solid dan mampu menahan beban yang cukup berat.
Baca Juga: 5 Tempat Indoor Climbing Jakarta dan Sekitarnya, Cocok untuk Latihan Panjat Tebing
Jenis-Jenis Carabiner
Dalam perkembangannya, carabiner dibagi menjadi dua jenis yaitu snap gate dan screw gate.
Snap gate lebih banyak digunakan sebagai penyambung antara pengaman jenis apapun dengan tali utama.
Sedangkan screw gate digunakan sebagai penyambung yang berhubungan dengan harness, misalnya pada anchor untuk hanging bellay.
Carabiner juga bisa dipasang di harness sebagai pengait untuk alat lainnya, seperti Belay Device, Ascendeur, Cawstill dan sebagainya.
Sedangkan dari bentuknya, pada awalnya carabiner hanya berbentuk oval. Kini, carabiner juga ada yang berbentuk D-Ring, A Symetris, Bent Gate, Straight Gate dan HMS (heart manner screw) atau biasa disebut Pearriners.
Carabiner memiliki dua model, yakni carabiner screw dan non-screw. Sesuai dengan namanya, carabiner screw memiliki pengunci berbentuk ulir pada pengaitnya.
Jenis carabiner ini bisa dibilang lebih aman untuk mencegah kecelakaan, sebab pengait tersebut akan sulit terbuka.
Kebalikannya, carabiner non-screw tidak memiliki pengunci di bagian pengaitnya. Meskipun tanpa pengunci, kualitas carabiner juga ditentukan dari material yang digunakan.
Carabiner umumnya menggunakan bahan logam alloy yang ringan, solid, dan anti-karat.
Kekuatan carabiner diukur dalam satu kN (Kilo Newton) atau jika dikonversikan, maka 1 kN = 100 kg.
Carabiner memiliki kekuatan yang bervariasi, umumnya tidak kurang dari 20 kN atau 2.000 kg.Carabiner juga dibedakan lagi menurut bentuknya, yaitu:
1. Carabiner Oval Shape
Carabiner oval-shape memiliki bentuk oval yang simetris. Ini karena bentuknya yang simetris, carabiner ini bisa muat dipasangkan ke beberapa benda sekaligus.
Selain itu, bentuknya yang simetris juga dapat memberikan kestabilan yang lebih baik saat panjat tebing atau susur goa.
Pasalnya, tali karmantel akan berada pada satu titik carabiner dan meminimalkan kemungkinan pergeseran beban.
Meskipun secara kekuatan jenis carabiner ini bukan yang terbaik, tetapi sering digunakan dalam berbagai kegiatan luar ruangan.
Baca Juga: 3 Cara Membuat Api Tanpa Korek yang Tahan Lama
2. Carabiner D-Shape
Sesuai dengan namanya, carabiner d-shape memiliki bentuk seperti huruf D. Alat pengaman ini cocok digunakan untuk memuat beban yang berat.
Hal ini karena bentuk carabiner ini dapat memusatkan beban pada titik yang lebih durable, yakni titik yang tidak berpengunci.
Hal ini berfungsi agar bagian pengunci carabiner tidak akan lepas atau terbuka. Meski memiliki ukuran yang kecil, carabiner d-shape memiliki kekuatan yang sangat baik.
Eigerian bisa menggunakan carabiner d-shape dari EIGER A2552 AL D Hook Carabiner yang dirancang untuk kegiatan outdoor.
Carabiner EIGER ini menggunakan bahan aluminium dengan kekuatan 28 kN pada bagian major axis, serta 9 kN pada bagian minor axis dan open gate.
3. Carabiner Asymmetric D-Shape
Carabiner asymmetric d-shape memiliki bentuk mirip seperti carabiner d-shape. Hanya saja, jenis ini memiliki bentuk sisi yang agak melengkung sehingga terlihat tidak simetris.
Jenis carabiner ini memiliki bobot yang ringan sehingga berpengaruh pada kekuatannya yang cenderung lebih kecil.
Jenis alat tersebut juga memiliki ruang pengait yang tidak begitu lega sehingga kurang dapat memuat banyak tali atau benda.
4. Bent Gate & Straight Gate Carabiner
Bent gate dan straight gate carabiner memiliki bentuk yang serupa. Hanya saja, perbedaanya terletak pada bagian gate atau pengunci carabiner.
Bent gate carabiner memiliki bentuk gate yang sedikit melengkung. Sementara itu, straight gate carabiner memiliki bentuk gate tegak lurus.
Keduanya dapat digunakan untuk mengaitkan banyak barang dan memiliki daya tahan yang sama baiknya.
5. HMS Carabiner
HMS carabiner disebut juga sebagai pear-shaped carabiner. Jenis carabiner ini adalah versi yang lebih besar dari jenis carabiner d-shape yang dirancang untuk penggunaan belaying.
Karena desainnya ini, HMS carabiner lebih baik saat digunakan dengan perangkat belay lainnya.
HMS carabiner memiliki bentuk yang agak menyempit di salah satu sudutnya. Oleh sebab itu, beban tali akan berfokus pada satu titik carabiner dan membuatnya menjadi lebih stabil.
Kegiatan outdoor yang menggunakan carabiner ini juga akan lebih aman.
Baca Juga: Pengetahuan Dasar Single Rope Technique, Pelajari Yuk!
Cara Merawat Carabiner
Sebelum digunakan untuk kegiatan outdoor, kita perlu memastikan kondisi carabiner. Pertama, pastikan tidak ada retakan.
Sebab, retakan dapat melemahkan kekuatannya hingga 50 persen. Hindari menggunakan carabiner yang pernah jatuh atau terbanting, apalagi jika sampai macet pada bagian penguncinya.
Gate carabiner harus mudah dibuka dan cepat ditutup. Pastikan alat ini dalam keadaan bersih sebelum dan setelah digunakan.
Carabiner biasanya luput dari perhatian setelah digunakan. Padahal, sangat mungkin terdapat tanah atau pasir yang menempel pada carabiner.
Bersihkan carabiner dengan air dan sabuh, kemudian pastikan Eigerian sudah membilasnya sampai bersih.
Jika pengait carabiner terasa macet, maka Eigerian bisa mengoleskan pelumas pada bagian tersebut.
Selain carabiner, kita juga wajib memiliki perlengkapan panjat tebing lainnya seperti figure 9, figure 8, rope climbing, sarung tangan, dan sebagainya.
Eigerian bisa menemukan dan membeli berbagai perlengkapan outdoor dan traveling melalui situs Website EIGER Adventure Official.
Dengan berbelanja di situs resmi EIGER, kita berkesempatan untuk mendapatkan berbagai promo menarik, diskon spesial, dan kemudahan berbelanja online lainnya. Yuk, kunjungi Website EIGER Adventure Official sekarang juga!