HomeTips & TrickMountaineeringTekanan Udara di Gunung, Penyebab Pendaki Sulit Bernapas?

Tekanan Udara di Gunung, Penyebab Pendaki Sulit Bernapas?

Bagi Eigerian yang baru mencoba mendaki gunung maupun yang sudah berpengalaman, mungkin pernah mengalami sesak napas, sakit kepala, dan sulit tidur saat berada di ketinggian.

Kondisi ini kerap kali muncul ketika mendaki gunung dan sudah berada pada ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.

Altitude illness atau penyakit ketinggian adalah gejala umum yang dapat dialami oleh para pendaki.

Meski begitu, gejala ini tentu dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan kita saat mendaki gunung.

Terlebih lagi, perbedaan tekanan di gunung memang cukup terasa bagi para pendaki

Lantas, apa itu altitude illness dan apa kaitannya dengan tekanan udara?

Baca Juga: 10 Tips Naik Gunung Ketika Puasa Supaya Tidak Batal

Penjelasan Tentang Tekanan Udara

tekanan udara di gunung
(Foto ilustrasi tekanan udara di gunung. Sumber: EIGER Adventure)

Sebelum membahas tentang altitude illness, Eigerian perlu mengetahui tentang tekanan udara yang menjadi penyebab penyakit ketinggian ini.

Tekanan udara adalah gaya yang dihasilkan oleh partikel-partikel udara yang menekan pada permukaan benda yang terkena udara tersebut.

Menurut jurnal “Atmospheric Pressure Variations and Their Effects on the Human Body“, tekanan udara bervariasi tergantung pada ketinggian tempat, suhu, dan kelembaban udara.

Tekanan udara di permukaan laut adalah sekitar 1013 hPa, sedangkan pada ketinggian 5.000 mdpl, tekanan udara dapat turun sekitar 50%.

Penurunan tekanan udara ini dapat menyebabkan Eigerian merasa sakit kepala, sesak napas, dan mual ketika mendaki gunung.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan udara, antara lain:

  1. Ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah tekanan udaranya. Hal ini karena berkurangnya jumlah molekul udara di atmosfer.
  2. Suhu. Semakin tinggi suhu udara, semakin tinggi tekanan udaranya. Pun sebaliknya. Hal ini karena suhu panas dapat mempercepat pergerakan partikel udara dan meningkatkan tekanan udara.
  3. Cuaca. Kondisi cuaca yang berubah-ubah dapat mempengaruhi tekanan udara. Seperti badai atau perubahan suhu yang drastis.

Baca Juga: 10+ Peralatan Mendaki Gunung Wajib Dibawa, Simak Daftar dan Rekomendasinya!

Dampak Perubahan Tekanan Udara di Gunung

tekanan udara di gunung
(Foto ilustrasi penyakit ketinggian. Sumber: Freepik.com)

Karena daerah pegunungan berada pada ketinggian tertentu, memiliki suhu udara yang lebih dingin, dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi, tekanan udara di gunung menjadi lebih rendah.

Dampaknya, kadar oksigen di gunung menjadi lebih rendah karena semakin sedikitnya molekul udara yang tersedia.

Semakin tinggi Eigerian mendaki gunung, tekanan udara akan semakin menurun dan menyebabkan kadar oksigen menjadi semakin rendah.

Akibatnya, kita bisa mengalami kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala sakit kepala, mual, sulit bernapas, dan sulit tidur.

Gejala-gejala tersebut dikenal juga dengan penyakit ketinggian atau altitude illness. Pada ketinggian yang lebih tinggi, kondisi ini bisa mengancam keselamatan para pendaki.

Perubahan tekanan udara juga dapat menyebabkan perubahan suhu dan kelembaban di gunung. Akibatnya, suhu udara dapat turun drastis dan berpotensi menyebabkan hipotermia.

Baca Juga: 13 Tanaman Liar yang Bisa Dimakan Saat Tersesat di Hutan

Cara Mengatasi Penyakit Ketinggian di Gunung

tekanan udara di gunung
(Foto cara mengatasi penyakit ketinggian. Sumber: EIGER Adventure)

Seperti Eigerian ketahui, penyakit ketinggian (altitude illness) dapat mengancam keselamatan kita jika tidak ditangani dengan benar.

Kondisi ini dapat terjadi ketika Eigerian mendaki gunung terlalu cepat. Akibatnya, tubuh kita belum cukup beradaptasi dengan kondisi iklim di gunung.

Hal ini menyebabkan banyak pendaki kesulitan bernapas, sakit kepala, mual, dan kelelahan.

Untuk mengatasi penyakit ketinggian, ada beberapa tips yang bisa Eigerian lakukan, berikut penjelasannya.

1. Naik Gunung dengan Perlahan

Hindari naik gunung terlalu cepat. Berikan waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan perubahan tekanan udara dan ketinggian.

Disarankan untuk menginap setidaknya satu malam di basecamp pendakian untuk beradaptasi dengan kondisi sekitar.

Hal ini amat penting untuk mencegah munculnya gejala penyakit ketinggian.

2. Istirahat yang Cukup

Perlu kita pahami bersama, tujuan naik gunung adalah turun kembali dengan selamat. Artinya, kita tidak boleh memaksakan diri jika tubuh sudah terlalu lelah.

Selama pendakian, pastikan Eigerian sudah beristirahat dengan cukup dan teratur untuk menjaga kondisi fisik. Hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit ketinggian.

Baca Juga: 3 Cara Membuat Api Tanpa Korek yang Tahan Lama

3. Minum Banyak Air

Kadar oksigen dalam darah dapat menurun ketika tubuh mengalami dehidrasi. Pastikan Eigerian menjaga asupan air agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Dengan begitu, kadar oksigen dalam darah dapat lebih stabil dan mencegah gejala sakit kepala, mual, dan kelelahan.

4. Bawa Oksigen Portable

Untuk menjaga kadar oksigen bagi tubuh, Eigerian dapat membawa tabung oksigen portable sebagai antisipasi saat mendaki gunung.

Ketika tubuh kita sudah menunjukkan gejala penyakit ketinggian, segera gunakan oksigen portable agar kondisi tersebut tidak semakin parah.

5. Turun ke Tempat yang Lebih Rendah

Jika gejala altitude illness semakin buruk, segera turun ke tempat yang lebih rendah. Hindari memaksakan tubuh untuk terus mendaki. Kondisi yang lebih buruk dapat membahayakan keselamatan.

Jika gejala penyakit ketinggian masih terasa, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Selain mengantisipasi perbedaan tekanan udara di gunung, kita juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi suhu udara yang lebih dingin.

Oleh karenanya, Eigerian perlu menggunakan pakaian hangat yang tepat saat mendaki gunung.

Eigerian dapat menemukan dan membeli jaket gunung, sarung tangan, celana, kaos kaki, sleeping bag, dan perlengkapan pendakian lainnya melalui situs Website EIGER Adventure Official.

Dengan berbelanja melalui situs resmi EIGER, kita berkesempatan mendapatkan berbagai promo menarik, gratis ongkir seluruh Indonesia, dan jaminan produk original.

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Daftar Menu Makanan dan Cara Tepat Mengolahnya Saat Mendaki
Syamsul Alam Habibie Sahabu on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru
Rensi Gabrilla Renanda Aan Claudia on Promo 2.2 Seru Belanja Outfit Riding Terbaru